Komitmen Unilever Dalam Mewujudkan Ekonomi Sirkular

marketeers article
Sumber: 123RF

Unilever Indonesia mengambil bagian dalam dialog lintas sektor yang mengangkat pentingnya kolaborasi untuk mendorong tahapan pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik sebagai kunci penting untuk bertransisi ke ekonomi sirkular. Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan adalah mengumpulkan dan memproses lebih banyak plastik daripada yang digunakan untuk menjual produk, yaitu sebanyak 62.360 ton plastik sepanjang tahun 2022.

Sebagaimana diketahui, tahun ini Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengangkat tema krisis polusi sampah plastik yang sedang dihadapi masyarakat dunia. Isu ini menjadi perhatian, sebab secara global manusia memproduksi lebih dari 430 juta ton plastik setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, dari 19,45 juta ton timbunan sampah pada tahun 2022, 18,4%-nya merupakan sampah plastik, yang mana hanya 9% sampah plastik yang bisa didaur ulang. Oleh sebab itu, konsep ekonomi sirkular ini dipercaya dapat menjadi solusi untuk memerangi polusi sampah plastik secara berkelanjutan. 

Tidak hanya itu saja, konsep ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

BACA JUGA: Upaya Unilever Dorong Keadilan, Keberagaman dan Inklusi di Indonesia

Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia menyampaikan Unilever Indonesia memiliki komitmen kuat dalam membangun planet yang lebih lestari. Hal ini pun sejalan dengan pilar di strategi global ‘The Unilever Compass’. 

Komitmen perusahaan tersebut adalah untuk mengurangi penggunaan plastik, menggunakan plastik yang lebih baik, dan menghadirkan inisiatif tanpa plastik.

“Komitmen tersebut kami manifestasikan dalam serangkaian program, salah satunya melalui upaya dan investasi yang signifikan dalam hal pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik. Tahun lalu, kami telah mengumpulkan dan memproses sebanyak 62.360 ton sampah plastik. Pencapaian ini sejalan dengan komitmen kami secara global, yakni membantu pengumpulan dan pemrosesan kemasan plastik lebih banyak dari yang dijual,” ucap Maya.

Pada tahap pengumpulan, Unilever Indonesia telah melakukan beberapa hal. Mulai dari mengumpulkan melalui lebih dari 4.000 Bank Sampah di 11 provinsi, menempatkan beberapa Dropbox untuk memudahkan konsumen memilah dan mengumpulkan sampahnya, hingga memasang 1 Reverse Vending Machine (RVM) pada fasilitas umum di sekitar Jakarta dan Tangerang Selatan.

BACA JUGA: Libatkan Komunitas, Adidas Hadirkan Kampanye Move For The Planet

Sementara itu, pada tahap pemrosesan, upaya yang dilakukan oleh Unilever Indonesia adalah menghadirkan CreaSolv, teknologi yang mampu mendaur ulang sampah kemasan plastik menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kemasan baru. Selain itu, perusahaan juga membantu meningkatkan kapasitas pengumpulan dan pengelolaan sampah di dua fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) yang didukung oleh KLHK RI.

“Ke depannya, Unilever Indonesia akan terus berupaya membangun kesadaran seluruh pihak akan konsep solusi pengelolaan sampah kemasan yang terintegrasi. Kami juga akan terus berupaya dalam mengurangi penggunaan plastik baru, meningkatkan konten plastik daur ulang dalam kemasan kami, dan memastikan 100% dapat di daur ulang dan digunakan kembali,” tutur Maya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related