Konsistensi DSC Cetak Wirausahawan

marketeers article

Tahun 2020 menandakan babak baru Diplomat Success Challenge (DSC) yang diselenggarakan oleh Wismilak Foundation. Selama satu dekade, DSC` berhasil konsisten membangun ekosistem kompetisi wirausaha di Indonesia. Memasuki tahun ke-11, DSC menyiapkan konsep baru yang tetap relevan dengan kondisi dan situasi saat ini.

Sejak tahun pertama digelar pada tahun 2010 hingga tahun 2017, penyelenggaraan DSC sempat ditayangkan di beberapa saluran TV swasta. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi digital, sejak tahun 2018, DSC mulai ditayangkan secara eksklusif melalui kanal YouTube .Tentunya, keputusan tersebut menjadi kian relevan dengan situasi yang ada saat ini.

Pada tahun 2020, DSC berkolaborasi dengan beberapa mitra untuk meningkatkan kompetensi para peserta. Beberapa organisasi seperti Asosiasi Coworking Indonesia (CID) dan MarkPlus Institute dirangkul untuk memberikan insight menarik bagi para peserta dengan menggabungkan konsep on-ground roadshow dan virtual roadshow.

Roadshow bersifat virtual didominasi kegiatan, seperti webinar, YouTube Live, Instagram Live, dan podcast dengan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang bisnis. Harapannya, mereka dapat menarik para peserta mengirimkan ide bisnisnya. Kegiatan roadshow dilakukan dengan menggandeng 40 kampus, 20 inkubator, yang berlokasi di 20 kota.

Menurut Edric Chandra, Program Initiator Diplomat Success Challenge, pandemi telah memberikan efek disrupsi yang signifikan dalam dunia bisnis. Baginya, pandemi telah memunculkan sejumlah tren, transformasi, dan kenormalan baru dalam menjalankan bisnis, serta melecut dunia usaha untuk inovatif dan adaptif agar dapat selamat dari krisis.

“Kami berharap DSC dapat menumbuhkan generasi muda yang percaya diri dan tangguh untuk membuat gebrakan bisnis. Kami siap mendukung lahirnya ide dan terobosan bisnis baru yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” kata Edric.

Sejak awal, DSC tidak hanya menawarkan peluang dan kesempatan bagi mereka yang berani berwirausaha dengan pemberian hibah modal usaha. Untuk membentuk entrepreneur ecosystem yang sehat dan berkembang, diperlukan proses pendampingan, seperti mentorship serta coaching.

Setiap tahun, jumlah proposal yang masuk ke DSC terus meningkat. Pada tahun pertama, ada 600 proposal masuk dan jumlah ini meningkat menjadi 12 ribuan pada tahun lalu.  “Mimpi menjadi wirausaha di kalangan anak muda menjadi kian nyata. Dan, 78% dari total proposal yang masuk berasal dari kalangan milenial,” tambah Edric.

Tahun ini, musim kompetisi DSC dimulai pada pertengahan Agustus dan pendaftaran peserta  ditutup pada 19 Oktober 2020 mendatang. Setelah melewati proses seleksi yang ketat, akan terpilih 20 finalis yang akan mengikuti tahap inkubasi dan market challenge di beberapa kota di Indonesia. Pada tahap inilah, kompetisi akan disiarkan ke publik dengan konsep reality show.

“Kami melihat analisis angka, mulai dari detail permasalahan yang jelas dan berbasis data. Kemudian apakah solusi yang ditawarkan sejalan dengan permasalahan yang ada. Apakah market size-nya juga ada. Kami lihat aspek finansial dan juga strategi marketingnya, tetapi yang terpenting adalah enviromental analysis menjadi dasar bagi kami untuk menilai apakah proposal ini pantas untuk kami invest atau tidak,” lanjut Edric.

Selain itu, dari tahun ke tahun, peserta DSC diberikan akses pada jejaring alumni dan bisnis yang kuat lewat Diplomat Entrepreneur Network (DEN). Ikatan alumni ini bukan sekadar menjadi relasi, tapi jaringan usaha nyata yang membantu peserta mengembangkan bisnisnya.

Para pemenang yang terpilih memperoleh modal usaha setiap tahunnya senilai Rp 2 miliar. DSC menyediakan pendampingan selama dua tahun. Hal ini bertujuan agar hibah modal usaha yang diberikan benar-benar terpakai secara optimal untuk pengembangan ide bisnis pemenang. Penerima hibah dana usaha wajib melaporkan progres bisnis mereka secara rutin kepada komite DSC agar dapat dipantau dan didukung sepenuhnya.

Meskipun sebagian proses diselenggarakan secara online pada tahun ini,  DSC tidak mengurangi kualitas, baik dari sisi penyelenggaraan dan kompetensi dari para peserta. Dewan juri dan para mentor melibatkan nama-nama yang memiliki rekam jejak terbaik di bidangnya, seperti  Antarina SF Amir dan Helmy Yahya, dan Faye Alund, Presiden Asosiasi Coworking Indonesia, sebagai mitra penyelenggara DSC.

Sejak tahun 2019, DSC menambah porsi mentorship dengan menghadirkan mentor berskala nasional yang merupakan figur publik dari berbagai industri kreatif. Para mentor ini terlibat langsung sejak masa inkubasi hingga tahap final.

“Komitmen kami adalah membuat para entrepreneur di Indonesia semakin solid dan berkolaborasi. Ini sangat penting khususnya di era pandemi. Selama tiga bulan yang lalu, aktivitas kita sempat terhenti. Kami meyakini ini menjadi momentum untuk menelurkan ide-ide baru,” tutup Edric.

_____

Diplomat Success Challenge (DSC) adalah pemenang Marketeers Omni Brands of the Year

Related