Konsistensi Doku Memberikan Layanan e-Wallet di Indonesia

marketeers article
52126523 mobile banking. flat line contour illustration of human hand withdraws cash from his smartphone

Sampai tahun 2017 ini, setidaknya ada lebih dari 135 pelaku fintech startup berdasarkan data Indonesia Fintech Association. Sekitar 43% dari jumlah tersebut bergerak di bidang pembayaran. Salah satu yang terkenal adalah produk e-money. Data Bank Indonesia mencatat, jumlah uang elektronik yang beredar pada 2016 sebanyak 51,3 juta kartu. Sementara, volume transaksi melalu e-money mencapai 683,2 juta kali dengan nilai Rp 7,1 triliun.

Salah satu pemain fintech startup yang meluncurkan fitur e-money adalah Doku. Tahun 2014, Doku melakukan pengembangan dan baru pada tahun 2015 Doku Wallet diluncurkan. Lalu, tahun 2016, Doku merilis versi mobile di Android dan awal tahun ini sudah rilis iOS.

“Bagi kami, bagaimana tetap konsisten dengan solusi-solusi dan cita-cita kami untuk memperkenalkan Doku ke seluruh Indonesia. Jadi, layanan kami harus bisa diterima dan harus menjawab karakter daerah yang berbeda-beda terkait kebutuhan e-wallet itu sendiri,” kata Himelda Renuat, Chief Marketing Officer Doku.

Saat ini penggunaan e-wallet Doku masih didominasi oleh kaum millenial atau gen Y. Meski didominasi gen Y yang sudah melek digital, namun masih ada keraguan bagi mereka sehingga pertanyaan yang muncul adalah mengapa mereka harus menaruh uang di e-wallet.

“Untuk first jobber misalnya yang memiliki penghasilan antara Rp 5-10 juta. Mereka sudah memiliki plot pengeluaran. Pertanyaan mereka, apakah perlu untuk memasukkan uang ke e-wallet. Kalau manfaatnya sudah terjawab, baru mereka mau,” katanya.

Saat ini pengguna Doku Wallet saat ini sudah mencapai 1,5 juta. Selain itu, Doku juga telah bekerja sama dengan 25.000 merchant baik online dan offline. Selain itu, Doku memiliki keunggulan dibanding pemain lain. Produk yang mengklaim murni lokal ini memenuhi kebutuhan yang diinginkan pelanggan, mulai dari membeli pulsa, membayar BPJS, token listrik, transfer P2P, hingga transfer bank.

“Sejauh ini, belum ada pemain yang mendapat kesempatan di tiga sektor ini, seperti payment gateway, e-wallet, dan remittance,” pungkas Himelda.

Editor: Sigit Kurniawan

Related