Konsumen Malas Pakai Sunscreen, Ini Jawaban L’Oreal

marketeers article
“Multifungsi” sudah menjadi salah satu tema besar dalam perawatan kecantikan selama lima tahun terakhir. Hal ini didorong oleh keinginan terdalam konsumen akan produk yang mampu menghemat waktu, uang, dan juga tenaga. Sun Protect Factor (SPF) kini telah menjadi “norma” dalam produk perawatan kulit wajah dan make up, termasuk sunscreen. Namun, sejauh mana kesadaran konsumen akan produk proteksi sinar ultraviolet itu?
 
Menurut catatan Euromonitor International, pertumbuhan global produk suncare (seperti suncreen), turun menjadi sekitar 5% pada tahun 2013, alias terjun 6% dari tahun sebelumnya. Kendati demikian, produk suncare masih terbilang berkinerja baik di antara kategori produk yang ada di industri perawatan pribadi. Selama lima tahun terakhir, produk suncare berhasil mengalahkan performa perawatan kulit dan makeup wajah, yang keduanya tumbuh kurang dari 5% per tahun.
 
Riset itu menyatakan bahwa pengeluaran konsumen secara global untuk produk suncare sebesar US$ 10 miliar pada tahun lalu, atau dua kali lebih besar dari satu dekade lalu. Amerika Serikat dan Brazil adalah dua pasar terbesar bagi produk suncare yang menghasilkan penjualan tahunan lebih dari US$ 1 triliun.
 
Dalam lima tahun ke depan, Tiongkok dosebut-sebut akan menjadi pasar terbesar ketiga. Sedangkan di wilayah Asia Pasifik dan Amerika Latin, tiga pasar yang menunjukkan permintaan yang tinggi adalah Meksiko, India, dan Indonesia.
 
Dimas Triwibowo, Junior Product Manager L’Oréal Paris Skincare di PT L'Oreal Indonesia, mengatakan  Indonesia merupakan pasar potensial bagi produk proteksi sinar matahari atau sunscreen. Meski tidak menyebut angka pastinya, ia bilang, satu jam seseorang terkena terpaan sinar matahari di Indonesia, sama dengan dua jam di India, dan enam jam di Prancis. Sehingga, selama Indonesia beriklim tropis, produk sunscreen terus dibutuhkan.
 
“Hanya saja, produk suncreen biasanya dibeli pada saat seseorang berpergian atau travel. Padahal, faktanya, di dalam ruangan sekalipun, sinar UV masih bisa tembus kaca ruangan,” kata Dimas. Maka itu, sambungnya, edukasi konsumen masih terus menjadi agenda perusahaannya dalam memasyarakatkan penggunaan sunscreen di dalam negeri.
 
Dimas mengatakan, alasan terkuat konsumen Indonesia enggan menggunakan suncreen karena sifatnya yang lengket dan berminyak sehingga merusak riasan wajah. Merespons suara konsumen itu, L'Oreal Indonesia meluncurkan produk suncreen terbaru berbentuk spray, yaitu L’Oréal Paris UV Perfect Aqua Essence City UV Mist, yang ditargetkan bagi perempuan usia 25 hingga 35 tahun.
 
“Produk ini memang diformulasikan agar tidak lengket dan praktis, dibanding penggunaan suncreen yang selama ini berbentuk lotion. Produk ini memiliki kandungan SPF50+ & PA++++ yang mampu melindungi dari sinar UVA dan UVB.” klaim Dimas.
 
Produk spray tersebut pada dasarnya melengkapi rangkaian lotion UV Perfect yang telah ada di pasaran. Harga lotion UV Perfect ukuran 30 ml dibanderol seharga Rp 110.000. Sedangkan, produk spray harga jual yang dianjurkan Rp 149.000. Dimas mengatakan, kedua jenis produk itu dapat ditemukan di ritel modern maupun drugstore, seperti Guardian dan Watson. 
 
dr. Amaranila Lalita Drijono Sp.KK mengatakan, proteksi sinar UV dengan menggunakan produk spray memang tidak seoptimal menggunakan lotion yang mampu melapisi kulit lebih merata. “Akan tetapi, produk spray ini dapat digunakan lebih mudah dan praktis. Tidak hanya di bawah matahari, namun juga di dalam ruangan,” katanya.
 
Maka itu, Dimas menambahkan, penggunaan lotion disarankan pada saat sebelum ber-makeup. Sedangkan, spray ini digunakan pada saat setelah makeup, dan untuk pemakaian secara harian.

    Related