PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, melalui anak usahanya, PT Krakatau Baja Industri (PT KBI) mengekspor produk baja cold rolled coil (CRC) ke Amerika Serikat (AS). Perseroan berhasil mengirimkan baja ke negara tersebut sebanyak 5.000 ton.
Arief Purnomo, Direktur Utama PT Krakatau Baja Industri menjelaskan produk yang diekspor adalah baja CRC yang diolah di konsumen PT KBI, PT Tata Metal Lestari. Baja CRC diolah menjadi produk hilir Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) Baja Lapis Seng (BJLS), dan Baja Lapis Aluminium Seng dan Baja Lapis Seng Cat Warna (BJLAS & BJLS Warna).
BACA JUGA: Pecah Rekor, Krakatau Steel Berhasil Kirimkan 17.238 Ton Pipa Baja
“Kami telah berhasil memproduksi baja berkualitas baik sehingga dapat menembus pasar ekspor,” kata Arief melalui keterangan resmi, Jumat (28/2/2025).
Menurutnya, dibutuhkan spesifikasi baja khusus agar dapat membuat produk-produk baja jenis ini. Fasilitas pabrik cold rolling mill telah mampu menjaga kualitas produksinya.
BACA JUGA: Hingga Kuartal III, Krakatau Steel Bukukan Laba US$ 64,3 Juta
“Dengan adanya ekspor ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak lemah, kita mampu menembus pasar Amerika Serikat yang belakangan ini disebut sulit ditembus dengan proteksionismenya,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Muhamad Akbar Djohan menambahkan capaian ini adalah pembuktian bahwa produk Krakatau Steel Group berkualitas tinggi dan dapat diperhitungkan oleh pasar global.
Akbar Djohan menuturkan saat ini Krakatau Steel dan Group tengah bertransformasi menjadi lebih baik lagi dan terus mendorong ekosistem baja nasional. Termasuk pula bersinergi dan berkolaborasi dengan para pelaku industri baja hulu hingga hilir untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mendorong untuk juga menjangkau pasar ekspor melalui finished product.
“Hal ini juga merupakan salah satu implementasi dari asta cita, melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi dalam negeri sehingga dengan soliditas industri baja nasional kita dapat memperkuat perekonomian Indonesia untuk tumbuh hingga 8%,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk