Kredivo Ajak Pengguna Bijak Gunakan Paylater Tanpa Terjerumus FOMO

marketeers article
Ilustrasi paylater. (FOTO: 123RF)

Paylater semakin populer di Indonesia sebagai solusi pembayaran yang praktis dan cepat. Namun, meski menawarkan kemudahan, penggunaanya perlu dilakukan dengan bijak.

Tanpa perencanaan yang tepat, keinginan impulsif untuk membeli barang bisa menimbulkan kegelisahan dan kecemasan, terutama saat harus menghadapi tanggungan yang belum terbayar.

Seiring dengan pertumbuhan ini, Kredivo, salah satu pemain yang melayani paylater di Indonesia terus berupaya meningkatkan pemahaman pengguna agar mereka dapat memanfaatkan layanan ini secara optimal.

Perusahaan pun bekerja sama dengan psikolog klinis untuk mengungkapkan hubungan antara kondisi mental yang sehat dengan manfaat penggunaan Paylater.

BACA JUGA: Kredivo-MRT Jakarta Hadirkan Metode Pembayaran Paylater

Disya Arinda, M.Psi., Psikolog Klinis, menekankan pentingnya pemahaman masyarakat mengenai kaitan antara kesehatan mental dan pengelolaan keuangan yang sehat, termasuk dalam penggunaan paylater. Menurutnya, solusi pembayaran ini dapat memberikan manfaat besar dan memberikan ketenangan pikiran jika digunakan dengan motivasi yang positif, seperti untuk mengelola arus kas atau memenuhi kebutuhan penting.

“Sebaliknya, jika digunakan karena dorongan FOMO atau fear of missing out serta YOLO atau you only live once, risiko kecemasan dan stres akan meningkat. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental sebelum dan setelah menggunakan solusi pembayaran ini sangat penting untuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul,” jelas Disya dalam siaran pers kepada Marketeers, Rabu (16/1/2025)

Psikolog klinis ini juga menegaskan bahwa paylater bukanlah penyebab utama gaya hidup konsumtif pada generasi muda.

Gaya hidup konsumtif dan doom spending dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan media sosial. Tanpa akses keuangan seperti paylater, pinjaman digital, atau kartu kredit, generasi muda pun tetap bisa hidup boros.

“Kunci utama terletak pada pola pikir dalam mengelola uang, agar paylater digunakan sesuai dengan tujuannya sebagai alat pembayaran yang mendukung pengelolaan keuangan,” tambah Disya.

BACA JUGA: 5 Strategi Influencer Marketing untuk Menyasar Generasi Tertentu

Sebagai solusi keuangan, paylater hadir untuk menjawab tingginya permintaan akses kredit di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh Kredivo dan Katadata Insight Center menunjukkan bahwa 68% pengguna solusi pembiayaan ini mendapatkan akses kredit pertama mereka melalui paylater.

Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo menjelaskan bahwa perusahaan berupaya untuk menghadirkan kemudahan akses kredit sebagai bentuk komitmen  untuk memberdayakan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kami juga berkomitmen memastikan penggunaan solusi pembiayaan ini tetap sehat dan memberikan dampak yang optimal bagi pengguna,” tegas Indina.

Komitmen Kredivo terhadap layanan paylater yang sehat tercermin dari tingkat non-performing loan (NPL) yang tetap berada di bawah batas maksimal yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Capaian ini didukung oleh manajemen risiko yang baik dan penerapan prinsip responsible lending, yang memungkinkan perusahaan untuk menilai secara tepat kelayakan kredit setiap individu, termasuk potensi gagal bayar.

BACA JUGA: Kesehatan Makin Diperhatikan, Produksi Sirkular Jadi Solusi ESG dalam Produksi Kedelai

Dengan pendekatan ini, penyaluran kredit dan pemberian limit dilakukan secara proporsional sesuai kemampuan bayar pengguna, yang mendukung terciptanya ekosistem kredit yang lebih sehat dan bertanggung jawab.

Untuk memastikan layanan paylater memberikan manfaat optimal, Kredivo berkomitmen untuk memastikan pengguna memahami risiko dan manfaatnya. Salah satunya, melalui program edukasi Generasi Djempolan dan kampanye #AndaiAndaPandai.

“Kami berusaha membangun pola pikir pengelolaan keuangan yang sehat di kalangan generasi muda. Kami berharap, inisiatif ini dapat membantu mereka menggunakan paylater secara bijak dan mencapai kebebasan finansial dengan menjaga keseimbangan antara pengelolaan keuangan dan kesehatan mental,” tutur Indina.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS