KTB: Tahun Depan, Strategi Mitsubishi Berubah

marketeers article
1 Desember 2024, Aji Jaya (Kiri) akan melanjutkan kepemimpinan Duljatmono (kanan) yang pensiun dari KTB (Foto: Marketeers/Hafiz)

PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai pemegang merek kendaraan komersial Mitsubishi di Indonesia mengumumkan perubahan strategi bisnis dalam menghadapi tahun 2024. Banyak faktor yang memengaruhi perubahan strategi pada tahun politik tersebut. 

Salah satu faktor pendorongnya adalah kondisi sektor industri yang menjadi target pemasaran truk di Tanah Air akibat adanya aktivitas politik dan perubahan ekonomi global. Prediksi ini diantisipasi KTB dengan mengalihkan fokus mereka ke sektor industri yang lebih potensial. 

Ditambah, perusahaan telah mengumumkan pergantian salah satu direksinya. Duljatmono, Sales & Marketing Director KTB yang tengah memasuki masa purnabakti telah berpamitan dan per 1 Desember akan digantikan oleh Aji Jaya yang kini menjabat sebagai VP Sales & Marketing PT KTB.

“Secara total permintaan, ada penurunan dibanding tahun 2022. Otomatis kami merespons hal tersebut dengan target yang ditentukan sebelumnya yang pertumbuhan mencapai 7%-9%. Sekarang, capaian bisa sama dengan tahun lalu saja sudah beruntung,” ujar Aji Jaya saat ditemui di Jakarta pada Rabu (8/11/2023).

BACA JUGA: Cara KTB Apresiasi Mitra Bisnis Mitsubishi Fuso

Aji mengungkapkan, keputusan tersebut dilakukan seiring lesunya sektor komoditas yang dipengaruhi oleh perekonomian global. Di sisi lain, sektor logistik memiliki kontribusi paling besar dari permintaan untuk kendaraan komersial. 

Pasalnya, sektor logistik lebih dipengaruhi oleh faktor domestik sehingga tidak terganggu oleh perekonomian global termasuk harga komoditas. Alhasil, sektor logistik mendorong light truck mampu berkontiusi hingga 60%. Sumbangan ini lebih besar ketimbang jenis medium truck, maupun heavy truck di Mitsubishi Fuso. 

BACA JUGA: KTB Gelar FUSO Drivers Gathering di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang bergerak fluktuatif juga berpengaruh terhadap harga bahan baku seperti untuk komponen baja. Alhasil, Mitsubishi Fuso harus menghitung ulang beban produksinya. 

Pergeseran dari kondisi ini pun akan memengaruhi strategi pricing yang akan dibawa KTB. “Biasanya awal tahun kami punya banyak program dan strategi. Namun, beragam kondisi ini memaksa kami untuk melakukan beragam penyesuaian,” tutup Aji. 

Related