Kuartal I Tahun 2023, Pendapatan dan Laba Samsung Anjlok

marketeers article
Samsung. (FOTO:123RF)

Samsung, raksasa elektronik Korea Selatan (Korsel) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba operasional pada kuartal I tahun 2023. Hal itu menyusul harga chip memori yang terus menyusut dan permintaan yang tetap rendah.

Dilansir dari CNBC, Kamis (27/4/2023), pendapatan Samsung kuartal I tahun 2023 sebesar 63,75 triliun won (US$ 47,6 miliar). Realisasi itu sesuai dengan target Samsung sekitar 63 triliun won, tetapi di bawah perkiraan konsensus Refinitiv sebesar 63,9 triliun won.

Sementara itu, laba operasional perusahaan tercatat 640 miliar won (US$ 478,55 juta), merosot 14,12 triliun won dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Awal bulan ini, Samsung memprediksi laba operasional di sekitar 600 miliar won. Capaian itu menjadi laba operasional terendah perusahaan sejak kuartal pertama 2009.

BACA JUGA: Exynos 2400 Samsung Diklaim Bakal Lebih Cepat Dibanding A16 Apple

Samsung sebelumnya akan memangkas produksi chip memori dalam jumlah besar, mengikuti langkah kompetitor lainnya, seperti SK Hynix dan Micron.

“Samsung Electronic mengumumkan angka yang mengecewakan untuk kuartal pertama, tetapi pada saat yang sama, mereka mengumumkan pemangkasan produksi di tengah penurunan permintaan chip memori yang parah. Setelah itu, pasar bereaksi positif terhadap berita tersebut,” kata SK Kim dari Daiwa Securities Capital Markets.

Samsung adalah produsen chip memori terbesar di dunia, yang digunakan dalam segala hal mulai dari personal computer (PC), smartphone hingga server di pusat data. Data dari International Data Corporation menunjukkan pengiriman PC mengalami penurunan tajam 29% yoy pada kuartal pertama tahun 2023.

BACA JUGA: Samsung Disebut Rilis Galaxy Z Fold 5 dan Z Flip 5 Lebih Awal

Alhasil, harga chip memori anjlok selama beberapa bulan terakhir akibat persediaan yang tinggi dan kurangnya permintaan. Selama pandemi COVID-19, produsen smartphone dan PC menimbun chip karena permintaan untuk perangkat konsumen meningkat.

Akan tetapi, para perusahaan menghadapi kesulitan lantaran kelebihan stok seiring konsumen yang memangkas pembelian barang-barang karena inflasi yang tinggi. Samsung memperkirakan adanya pemulihan permintaan yang terbatas karena pusat data berskala besar berinvestasi lebih konservatif dan pelanggan terus menyesuaikan stoknya.

Perusahaan memprediksi permintaan pulih secara bertahap pada paruh kedua tahun ini. Samsung juga mengharapkan peluncuran smartphone baru, promosi PC dan perluasan adopsi CPU baru untuk meningkatkan permintaan chip memori.

Daniel Yoo, kepala alokasi aset global di Yuanta Securities Korea menilai perusahaan-perusahaan big tech Amerika Serikat (AS) menunjukkan kinerja bisnis yang kuat. Meta melihat penjualan kuartal pertama meningkat berkat iklan dari perusahaan-perusahaan Cina.

Sementara itu, Microsoft mencatat hasil kuartal terakhirnya melampaui estimasi analis, baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Related