Kunci Perusahaan Transportasi Melakukan Transformasi Model Bisnis

marketeers article
Compass and an arrow pointing to the word time for change

Bicara mengenai transformasi tidak bisa lepas dari bagaimana perusahaan akan menjalankan bisnis ke depannya. Sebagai contoh, Bluebird, perusahaan transportasi ini sadar harus melakukan transformasi semenjak kehadiran model bisnis ride hailing.

Dari sana, Bluebird mulai bertransformasi karena menyadari bahwa perusahaan mereka pada saat itu masih beroperasi secara konvensional. Dan, pada pandemi kali ini, Bluebird memanfaatkan momentum untuk melakukan transformasi besar-besaran.

Langkah yang diambil pun beragam dan berpusat pada tiga M yang dijabarkan menjadi multichannel, multiproduct-service, dan multi-payment. Ketiganya merupakan pembeda Blue Bird jika dibandingkan dengan para kompetitor.  

Pada multichannel, Bluebird tidak hanya fokus pada satu saluran saja khususnya dalam proses booking. “Kami memberikan banyak opsi bagi pelanggan mulai dari aplikasi MyBluebird, aplikasi agen travel hingga call center dan WhatsApp,” tutur Paul Soegianto, Chief Transformation Officer Bluebird.

Untuk multiproduct-service, Bluebird tidak hanya memberikan layanan transportasi tetapi juga berkolaborasi banyak pihak. Menghadirkan layanan logistik. Sedangkan untuk multi-payment, memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan dengan transaksi tunai, e-voucher, e-wallet, debit/kredit, EDC hingga QRIS.

Dan selama pandemi ini, Bluebird mengadopsi pendekatan baru dengan menyediakan berbagai kebutuhan pelanggan. Misalnya penyediaan QRIS untuk pembayaran di semua armada taksi Bluebird. Ini menjadi cara Bluebird memberikan solusi bagi pelanggan yang concern terhadap kesehatan.

Mengambil langkah yang serupa, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) juga telah menghadirkan layanan yang seamless bagi para pelanggannya. Berawal dari tujuan mereka untuk melakukan civilization di wilayah pelabuhan, langkah tersebut justru makin relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

“Kurang dari dua tahun, kami sudah mulai menerapkan digitalisasi di Merak-Bakauheuni dan Ketapang-Gilimanuk. ASDP menyadari berbagai permasalahan di seputar pelabuhan bisa diselesaikan dengan digitalisasi,” ujar Ira Puspadewi selaku Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).

ASDP memperkenalkan pembelian tiket secara online. Caranya dengan mengakses situs resmi atau aplikasi Ferizy (Ferry Easy) dan jaringan minimarket, Alfamart. Pembelian tiket di luar pelabuhan ini kemudian membantu meminimalisir kerumunan orang di tengah situasi pandemi. Rencananya, program ini akan dikembangkan di seluruh pelabuhan ASDP dan diperkirakan selesai pada akhir tahun 2022.

Namun, transformasi tidak berhenti sampai di sana. Ira menjelaskan bahwa ASDP melakukan transformasi dengan merambah sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Salah satu caranya dengan mengembangkan properti.

“Jika bicara mengenai core business kami, pelabuhan dan penyeberangan akan terus kami kembangkan dan besarkan tapi kami juga mempersiapkan strategi lainnya. Karena, penting bagi perusahaan untuk memastikan bisnis memiliki sumber pertumbuhan yang berkelanjutan. Apalagi industri kami yang heavily regulated dan peningkatan tarif bisa terjadi tiga tahun sekali,” ucap Ira.

Properti kemudian menjadi salah satu andalan untuk revenue growth ke depannya. Hal ini sudah dilakukan dengan hotel Inaya Bay Komodo di Labuan Bajo yang dimiliki ASDP. Harapannya dengan berbagai strategi yang disiapkan dan dilakukan, ASDP bisa tumbuh sustain dan berkembang.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related