Kunci Sukses Kinerja BNC Selama Kuartal I-2022

marketeers article

Bank Neo Commerce (BNC) melaporkan kinerja awal tahun 2022 yang tumbuh positif, termasuk kinerja aplikasi neobank miliknya. Dalam kurun waktu satu tahun sejak aplikasi neobank diluncurkan, BNC telah mendapatkan lebih dari 16 juta registered user dengan monthly active user (MAU) 3 juta per bulan. Stabilnya jumlah MAU ini sejalan dengan terjadinya peningkatan volume transaksi yang signifikan sebesar 88% menjadi 76 juta transaksi dibandingkan kuartal sebelumnya.

Kinerja positif BNC pada awal tahun 2022, ditunjukkan dengan berhasilnya BNC mencatatkan kenaikan Net Interest Income (NII) yang sangat signifikan atau naik sekitar 214,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 dari Rp 63 miliar menjadi Rp 198 miliar pada Kuartal I-2022. Kenaikan juga terlihat dari pendapatan di Kuartal I-2022, yaitu sebesar Rp 448 miliar atau naik sekitar 204,8% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 147 miliar.

Bila dibandingkan dengan Kuartal IV-2021 (qoq), Net Interest Income (NII) pada Kuartal I-2022 mengalami kenaikan 167,1% dari Rp 74 miliar menjadi Rp 198 miliar. Sedangkan di sisi total pendapatan, juga mengalami kenaikan sebesar 85,6% dari kuartal sebelumnya di Kuartal IV-2021, dari Rp 241,4 miliar menjadi Rp 448 miliar di Kuartal I-2022.

“Kami akan memanfaatkan momentum pertumbuhan tahun lalu sebagai pelecut semangat kami tahun ini untuk semakin baik dalam mengembangkan bisnis Perseroan, ujar Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan lewat laporan tertulis perusahaan.

Kenaikan pendapatan di atas diikuti dengan penurunan beban operasional Perseroan, sehingga pada Kuartal I-2022 BNC mencatatkan kerugian bersih yang cenderung menurun. Masing-masing sebesar Rp 163 miliar pada Januari, turun menjadi Rp 150 miliar pada Februari, dan Rp 100 miliar pada Maret 2022, sehingga total kerugian Kuartal I-2022 adalah sebesar Rp 413 miliar.

Kenaikan Dana Pihak Ketiga

Pertumbuhan kinerja positif dan optimal yang berkelanjutan ini seiring juga dengan pertumbuhan bisnis, antara lain kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup tinggi, yaitu sekitar 121,4% yoy dari Rp 4,2 triliun di Kuartal I-2021 menjadi Rp 9,3 triliun di Kuartal I-2022 atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,7% dari Rp 8,1 triliun di Kuartal IV-2021 menjadi Rp 9,3 triliun di Kuartal I-2022. 

Capaian ini paling banyak ditempatkan dari deposito online melalui aplikasi neobank. Pertumbuhan juga terlihat pada total aset Bank yang naik sebesar 119,3% yoy dari Rp 5,7 triliun di Kuartal I-2021 menjadi Rp 12,5 triliun pada Kuartal I-2022. Sedangkan bila dilihat secara kuartal, terjadi pertumbuhan sebesar 10,5% dari Rp 11,3 triliun pada Kuartal IV-2021 menjadi Rp 12,5 triliun pada Kuartal I-2022.

Dari sisi kredit, BNC juga telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 4,8 triliun per akhir Kuartal I-2022. 

Performa pinjaman

Melihat perjalanan bisnisnya, BNC telah meluncurkan produk digital lending pada November 2021. Sejak diluncurkan sampai dengan akhir Kuartal pertama tahun 2022 secara kumulatif pencairannya sudah melebihi Rp 1,6 triliun. Sedangkan rasio NPL gross Perseroan juga menunjukkan perbaikan dari Kuartal I-2021 dari 4,4% menjadi 1,7% per posisi Kuartal I-2022. Hal tersebut menunjukkan kepercayaan yang terus meningkat dari masyarakat terhadap produk dan layanan BNC.

Tahun ini, BNC secara terus memenuhi kebutuhan nasabahnya, antara lain di bidang investasi dengan memperkenalkan product wealth management, seperti reksa dana, saham, asuransi, emas, dan produk lainnya.

Melihat kilas balik pada kinerja tahun 2021, BNC mencatatkan kerugian bersih Rp 986 miliar yang merupakan bentuk investasi Perseroan untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang bank digital. Perusahaan juga membangun fundamental bisnis melalui investasi teknologi, sumber daya manusia, dan keamanan digital pada tahun pertamanya beroperasi di tengah-tengah masyarakat. 

BNC melihat tahun 2021 sebagai tahun investasi yang menjadi pijakan awal untuk dapat melakukan akselerasi di tahun-tahun berikutnya. Tjandra pun optimistis kinerja tahun ini dapat melampaui kinerja tahun sebelumnya. Bahkan, dapat menjaga sustainability kinerja ke depan.

Optimisme ini tumbuh lantaran melihat pertumbuhan kinerja BNC yang positif, fundamental perseroan yang semakin sehat, dan strategic response yang tepat diiringi dengan manajemen risiko yang baik dalam menghadapi ketidakpastian kondisi perekonomian global, 

“Seiring dengan semakin baiknya efisiensi kinerja operasional Perseroan, kami yakin BNC dapat terus mengoptimalkan kinerja tahun ini,” tutup Tjandra.

Related