Kurang 80% Bahan Baku Susu, RI Beli 16.000 Sapi dari Belanda

marketeers article

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan Indonesia tengah menjajaki peluang kerja sama dengan Belanda untuk mengembangkan industri pengolahan susu dalam negeri. Pasalnya, hingga sekarang industri tersebut masih kekurangan 80% bahan baku untuk memenuhi permintaan.

Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin menjelaskan salah satu peluang kerja sama dengan Belanda, yakni pembelian sapi perah sebanyak 8.000 hingga 16.000 ekor. Adapun rencana tersebut telah dikomunikasikan dengan Kementerian Pertanian, Alam, dan Kualitas Makanan Belanda (Ministerie van Landbouw, Natuur en Voedselkwaliteit/LNV), Organisasi Pertanian dan Hortikultura (Land-en Tuinbouw Organisatie Nederland/LTO), perusahaan Friesland Campina NV, dan beberapa petani sapi perah binaan Friesland Campina di daerah Makingga dan Warder, Belanda.

BACA JUGA: Benarkah Indonesia Darurat Susu Sapi Perah?

“Kami menawarkan Indonesia sebagai a new hope for Dutch cattle, karena peternak sapi perah Belanda dapat merelokasi sapi perahnya ke Indonesia maupun melakukan investasi di Indonesia,” kata Putu melalui keterangannya, Kamis (27/4/2023).

Menurutnya, terkait investasi di sektor industri pemerahan sapi dari Belanda ke Indonesia, pada prinsipnya para pengusaha Belanda terbuka atas kemungkinan investasi. Peluang tersebut mulai dari pembibitan sapi hingga transfer teknologi dalam pengembangan industri pengolahan susu.

BACA JUGA: Frisian Flag Ajak Peternak Sapi Perah Belajar ke Belanda

“Guna meningkatkan produktivitas industri pengolahan susu di Tanah Air, salah satu upaya yang perlu digenjot adalah penyediaan sapi perah yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) sebagai bahan baku,” ujarnya.

Sementara itu, Director for International Agribusiness and Food Security LNV, Ralf van de Beek menjelaskan saat ini industri sapi perah di Belanda sedang berbenah untuk menghadapi perubahan iklim. Khususnya terkait pengurangan tingkat nitrogen pada kotoran sapi, kesehatan anah dan air untuk pakannya, serta antisipasi tingginya curah hujan yang dapat memicu banjir.

Dia bilang tipikal peternak sapi perah di Belanda adalah pertanian skala keluarga, dengan jumlah sapi perah 200 hingga 500 ekor. Dengan demikian, manajemen yang digunakan pun lebih sederhana, yaitu manajemen lahan, input, produksi, pengiriman ke off taker, dan pengolahan limbah.

“Dengan tipikal tersebut, peralatan atau mesin otomatisasi menjadi salah satu alternatif solusi pengelolaan peternakan sapi perah skala ekonomis, seperti penggunaan milking robot merek LELY yang asli diproduksi oleh perusahaan Belanda,” ucapnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related