Lakukan Digitalisasi, Bank NTT Tumbuh Pesat

marketeers article
Digital transformation digitalization disruption innovation technology process automation internet concept. Pressing button on virtual screen.

Adopsi teknologi digital di dunia perbankan Indonesia semakin merata. Digitalisasi layanan sudah lagi bukan domain bank nasional, tapi sudah terjadi di bank-bank daerah. Salah satunya terlihat pada langkah Bank NTT yang dalam beberapa tahun ini  melakukan transformasi digital.

Upaya digitalisasi ini untuk mendukung dua grand strategy yang telah mereka tetapkan. Pertama, menurunkan angka kemiskinan melalui pembiayaan usaha, mikro, kecil, dan menengah (UKM) yang berbasis potensi lokal dan berorientasi industri. Kedua, percepatan pertumbuhan ekonomi pembiayaan infrastruktur dan industrialisasi komoditi unggulan.

“Digitalisasi ini juga untuk menjawab perubahan perilaku konsumen sekarang ini. Bukan hanya sisi konsumen, semua sektor dari bisnis, pemerintahan, pendidikan, dan lainnya juga sudah mengandalkan teknologi digital.  Untuk itu, Bank NTT harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut,” kata Harry A. Riwu Kaho, Direktur Utama Bank NTT, pada acara Marketeers Goes To Bank bertema Digital Marketing Transformation in Banking Industry, Rabu (29/09/2021).

Sejak tiga tahun lalu, Bank NTT melakukan digitalisasi pada sisi marketing dengan masuk ke beragam kanal digital, seperti media sosial, website, dan lainnya untuk promosi. Selanjutnya, Bank NTT juga membuat produk-produk berbasis digital.  Harry menambahkan, para proses pembuatan produk, Bank NTT juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Sehingga, SDM di Bank NTT memahami produk-produk digital mereka dan bahkan bisa menjadi agen yang memberi edukasi masyarakat.

Alasan masuk ke dunia digital ini, lanjut Harry, saat ini adalah era kolaborasi. Bank NTT tidak bisa lagi mengandalkan model bisnis konvensional harus masuk digital untuk bisa bekerja sama dengan banyak pihak. Ditambah lagi, ada banyak ekosistem digital yang tumbuh, sehingga Bank NTT harus masuk di dalamnya.

Selain itu, tingkat kesadaran teknologi orang NTT juga terus meningkat. Kemudian, transaksi digital di wilayah itu mencapai 150 juta per bulan. Ditambah jumlah populasi yang sudah bankable mencapai 1,2 juta orang dari total penduduk sekitar 5,5 juta jiwa.

Saat ini, Bank NTT memiliki produk mobile banking, B Pung Mobile. Pada B Pung Mobile ini ada fitur tarik tunai tanpa kartu. Hal ini untuk menghindari terjadinya fraud dalam penggunaan kartu ATM. Lewat aplikasi ini nasabah juga bisa mengajukan kredit tanpa agunan dengan platform tertentu.

Bank NTT juga telah masuk ke ekosistem digital. Bank ini telah masuk pada ekosistem pembiayaan pada sektor pertanian dan peternakan. Selanjutnya, akan masuk ke sektor pariwisata dan sektor unggulan lain yang sesuai dengan dua strategi besar.

“Sejak masuk digital, pasar domestik naik hampir 40%. Lalu, fee based income yang dulu hanya dari beberapa transaksi, saat ini bertambah banyak dan didominasi fee based dari sisi digital marketing. Selain itu, merek kami juga semakin dikenal,” tambah Harry.

Meski telah melakukan transformasi digital, Bank NTT tidak meninggalkan layanan di kantor-kantor cabang. Bank ini terus meningkatkan beberapa cabang menjadi smart branch. “Tahun ini, kami memasang target membuat tujuh smart branch yang semakin memberikan kemudahan dan kenyamanan nasabah,” pungkasnya.

    Related