Lakukan Ekspansi, Greenland Group Bidik Pasar Indonesia

marketeers article
The hand puts the fifth star. The critic determines the rating of the restaurant, hotel, institution. Quality mark. Overview. Five wooden stars on a blue background. A new level of the rating

Industri pariwisata dan perhotelan di Indonesia sangat terdampak oleh pandemi COVID-19. Namun demikian, hal ini tidak memengaruhi Greenland Hotel and Tourism Group (GHTG) yang berencana untuk memasuki pasar Indonesia.

Baru-baru ini, GHTG mengumumkan peluncuran Asia Pasific (APAC) Overseas Operations Centre yang terletak di Singapura. Melalui APAC Overseas Operations Centre, GHTG berencana untuk masuk ke pasar Indonesia, Thailand, dan Vietnam untuk menawarkan layanan konsultasi dan manajemen hotel kepada entitas real estate di segmen perhotelan. Selain itu, GHTG juga mengandalkan tiga brand unggulannya, yaitu Primus, Qube, dan Q-box.

Primus merupakan brand di sektor hotel mewah yang biasanya terletak di landmark atau gedung pencakar langit. Kemudian, Qube merupakan hotel bisnis untuk kota kelas atas. Sedangkan Q-box merupakan hotel trendy lifestyle yang multi fungsi, serta dapat memenuhi kebutuhan traveler generasi baru.

William Lau, General Manager GHTG Overseas Operation Centre mengatakan bahwa seiring dengan pesatnya perubahan yang terjadi di sektor perhotelan, para pemilik aset dan investor semakin selektif untuk mencari manajemen hotel yang memiliki keahlian dan pengetahuan tepat untuk menjawab segala kebutuhan tamu. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh GHTG untuk melakukan ekspansi internasional.

“Kami percaya kami bisa mengambil peran dalam pertumbuhan industri perhotelan di kawasan APAC. Perspektif owner-centric kami terhadap manajemen hotel unik, tim internasional kami beragam, dan kami juga telah mengoperasikan lebih dari 50 properti di 60 kota, sehingga kami percaya untuk melakukan ekspansi lebih besar lagi,” kata William.

Dalam pengoperasiannya, William menjelaskan bahwa  GHTG memiliki one core, two wings sebagai strategi fundamental dan model development perusahaan. Artinya, GHTG memiliki bisnis hotel sebagai segmen inti, dan pariwisata serta exhibition sebagai sayapnya.

“GHTG beroperasi dengan model pengembangan one core, two wings, yang mana bisnis hotel inti kami semakin meningkat melalui dukungan sayap pariwisata dan pameran in house kami. Terlebih, saat ini kami memiliki tim khusus untuk memberikan konsultasi terkait pengembangan hotel, yaitu Hotel+,” jelas William.

Kemudian, William mengatakan bahwa GHTG melihat Indonesia merupakan pasar yang potensial. Hal tersebut dikarenakan Indonesia terus menujukan pemulihan, seperti tingkat vaksinasi yang semakin meningkat, jumlah kasus positif yang menurun. Dengan kondisi tersebut, ada peluang untuk meningkatkan frekuensi perjalanan wisata maupun bisnis, serta menciptakan permintaan hotel baru.

“Kami sangat percaya pariwisata Indonesia akan meningkat kembali. Kami melihat Indonesia potensial, sehingga kami ingin masuk dan menjadi pemain regional disitu. Kami juga melihat banyak pelaku usaha perhotelan mulai bangkit, dan merupakan kesempatan bagi kami untuk membantu mereka dalam menjalankan hotel, terutama setelah pandemi,” tutup William.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related