Lampaui Pertumbuhan Ekonomi, Industri Logam Tumbuh 6,65%

marketeers article
Sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (Ilmate) pada kuartal II tahun 2022 sebesar 6,65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Capaian tersebut melampaui hasil pertumbuhan ekonomi pada kuartal yang sama yang tumbuh sebesar 5,44%.

M Arifin, Sekretaris Direktorat Jenderal Ilmate Kemenperin mengungkapkan torehan gemilang tersebut sekaligus menunjukkan sektor Ilmate berperan penting pada pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional. Dilihat dari kontribusinya, sektor Ilmate memegang peranan sebesar 3,87% terhadap perekonomian nasional dan 24,17% terhadap industri pengolahan nonmigas.

“Pertumbuhan PDB sektor Ilmate sejak kuartal II tahun 2021 selalu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Arifin melalui keterangannya, Kamis (25/8/2022).

Menurutnya, PDB sektor Ilmate merupakan gabungan dari sektor industri logam dasar sebesar 21,7%, industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik sebesar 36,1%. Kemudian, industri mesin dan perlengkapan 7,1%, serta industri alat angkutan 35,1%.

Sementara itu, subsektor Ilmate yang mengalami pertumbuhan PDB terbesar pada kuartal II tahun 2022, yakni industri logam dasar dengan mencapai 15,79% (yoy). 

“Untuk meningkatkan daya saing industri logam dasar, Direktorat Jenderal ILMATE menjalankan program hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) logam dengan mendorong hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah yang akan membangun ekosistem industri dalam negeri yang terintegrasi dan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia,” katanya.

Pertumbuhan terbesar kedua untuk subsektor Ilmate pada kuartal II tahun 2022, yaitu pada industri mesin dan perlengkapan sebesar 11,22% (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan untuk komoditas alat berat akibat menggeliatnya bisnis pada sektor pertambangan dan penggalian.

Berikutnya, pertumbuhan terbesar disusul oleh sektor industri alat angkutan yang mencapai 7,35% (yoy). Kemenperin terus memberikan dukungan terhadap pertumbuhan dan ekspansi sektor industri otomotif melalui berbagai upaya, seperti Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

“Sektor industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik juga tumbuh positif dengan angka 0,26% (yoy). Pada perdagangan Januari hingga Juni 2022, nilai ekspor komoditas elektronika mencapai US$ 4,17 miliar,” kata Arifin.

Menurut Arifin, Indonesia memiliki kekuatan sebagai pasar produk jadi elektronika dan memiliki sumber daya alam (SDA) dalam pembuatan produk elektronik. Kekuatan ini perlu dioptimalkan melalui ketersediaan tenaga ahli dalam merakit produk elektronik dan peningkatan investasi industri elektronik.

“Untuk mendukung pengembangan industri elektronik, pemerintah akan menyusun roadmap industri elektronik Indonesia, membangun Elektronik Industrial Park, mengembangkan sumber daya manusia dengan keterampilan tinggi dan kegiatan R&D&E di bidang elektronik, serta menyelenggarakan kerja sama internasional dan domestik di industri elektronik,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related