Lawatan ke Arab Saudi, Bahlil Lahadalia Bidik Investasi EBT

marketeers article
Bahlil Lahadalia (FOTO: Dok Kementerian Investasi/BKPM)

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membidik peluang investasi dengan Arab Saudi di bidang energi baru terbarukan (EBT) dan pembangunan rumah sakit. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat proses hilirisasi industri yang tengah dilakukan.

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM menjelaskan dalam kunjungannya ke Arab Saudi proses negosiasi dilakukan bersama Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid A. Al-Falih di Riyadh. Dia memaparkan Indonesia sejak empat tahun lalu telah memulai hilirisasi di sektor pertambangan dengan diawali pelarangan ekspor bijih nikel.

BACA JUGA: Tumbuh 16,5%, Realisasi Investasi Kuartal I/2023 Tembus Rp 328,9 Triliun

Mulai tahun ini, beberapa komoditas sumber daya mineral seperti bauksit, konsentrat tembaga, dan timah juga akan dilarang untuk diekspor. Hal tersebut sebagai upaya Indonesia dalam mendorong hilirisasi sumber daya mineral.

“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia sangat terbuka untuk investasi, khususnya dalam hilirisasi industri dan ekonomi hijau yang menggunakan energi dan industri hijau. Kami memulai dengan hilirisasi sumber daya mineral. Ini adalah peluang besar, dan saya ingin ada investasi bersama antara Arab Saudi dengan Indonesia,” kata Bahlil melalui keterangannya, Jumat (12/5/2023).

BACA JUGA: Kembangkan Bisnis di Arab Saudi, BSI Gandeng Riyad Bank

Sementara itu, dari pihak Arab Saudi menyambut baik usulan Bahlil dan menyatakan telah memiliki hubungan yang erat dengan Indonesia, baik hubungan ekonomi maupun diplomatik. Khalid mengapresiasi upaya Indonesia dalam melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah.

Kedua menteri juga sepakat, kerja sama investasi antara kedua negara masih belum sesuai dengan potensi yang ada dan dapat ditingkatkan lagi.

“Arab Saudi siap untuk menjajaki peluang kerja sama investasi dengan Indonesia, khususnya terkait dengan energi terbarukan dan pembangunan rumah sakit. Hasil pertemuan ini akan kami tindak lanjuti untuk kemudian dituangkan dalam bentuk yang lebih konkret sehingga semakin mendorong realisasi investasi asal Arab Saudi di Indonesia,” ujar Khalid.

Sebagai informasi, berdasarkan data BKPM, realisasi investasi asal Arab Saudi dalam periode 2018 hingga triwulan I 2023 mencapai US$ 26,5 juta, tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas. Sektor tersier mendominasi dengan total senilai US$ 24,78 juta atau 94% dengan capaian tertinggi oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai US$ 16,93 juta atau sebanyak 64% dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia.

Provinsi Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi dengan capaian sebesar US$ 10,3 juta (39%), diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam periode lima tahun terakhir. Data sepuluh tahun terakhir. yakni periode 2013 hingga triwulan I 2023 menunjukkan total investasi dari Arab Saudi sebesar US$ 64,6 juta yang berasal dari 423 proyek.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related