Lewat Acara THE 18TH MIST, FEB UI Mengkaji Digital Marketing Lebih Lengkap

marketeers article

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia kembali menggelar acara tahunan THE MIST yang ke-18. Acara dengan format seminar, conference dan training tahun ini mengusung tema Redefining Marketing: Seizing Growth Opportunities Beyond Digital. Dalam acara yang berlangsung secara online pada 24-25 Februari lalu ini menghadirkan sejumlah narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing untuk memaparkan serangkaian insight yang menarik dan relevan dengan situasi saat ini.

Pada sesi konferensi pers yang diadakan, Iwan Setiawan selaku CEO Marketeers yang merupakan salah satu narasumber yang ikut berpartisipasi di acara ini menyampaikan bahwa peran teknologi terlalu besar dalam sebuah digitalisasi. Ia menambahkan, tak heran jika digital marketing saat ini semakin berkembang dan tidak lagi terbatas pada pemanfaatan media sosial dan e-commerce di permukaan saja.

“Kerap kali digital marketing diartikan sebagai cara mengkomunikasikan sebuah produk atau merek yang memberikan pilihan lain dalam menjual dengan memanfaatkan kanal di media sosial maupun e-commerce. Padahal, ada algoritma artificial intelligence (AI) di balik back-end yang dikembangkan dari sebuah kanal yang bisa membantu kegiatan pemasaran digital semakin baik. Misalnya, dengan memanfaatkan algoritma AI tersebut, kita bisa membuat apa yang kita komunikasikan menjadi trending topic. Oleh sebab itu, sebaiknya dalam melakukan digital marketing tidak hanya dilakukan di permukaan saja. Proses inilah yang bisa menjadi masa depan pemasaran,” ujar Iwan.

Ia melanjutkan, saat ini telah banyak perusahaan yang cukup mengikuti tren yang terjadi di pasarnya, meskipun pemanfaatannya tidak 100% akurat. Hal tersebut terjadi karena tren mengikuti generasi yang dominan di masa tertentu dan perubahan terjadi sangat cepat.  Menurutnya, terkadang ketika perusahaan telah berhasil menemukan cara dalam membaca tren, perusahaan tidak lagi mengubahnya dalam 10 tahun.

“Membaca tren itu harus dinamis. Tidak bisa jika cara yang berhasil sebelumnya adalah cara yang sama yang akan dilakukan lagi di masa mendatang. Setiap generasi memiliki tren yang berbeda. Mulai dari platform media sosial yang digunakan, pendekatan dalam berinteraksi, dan preferensi produk pun berbeda,” jelas Iwan.

Terkait acara THE 18TH MIST, ia menilai topik-topik yang diangkat sangat menarik dan sangat luas. Menurutnya, di era seperti sekarang belajar tidak hanya dilakukan di kampus, melainkan belajar melalui seminar dari praktisi yang kompeten di acara ini juga bisa memberikan nilai lebih untuk mempersiapkan masuk ke dunia kerja atau bahkan memulai bisnis. Dengan begitu, ia berharap para mahasiswa dan audiens yang mengikuti bisa mendapatkan pelajaran yang baru dari acara ini.

Related