Lima Faktor Penguat Ekonomi Digital Tahun 2022

marketeers article
Digital Economy

Ekonomi digital diprediksi akan terus menguat pada tahun 2022. Mastercard Economics Institute memprediksi setidaknya ada lima faktor penguat ekonomi digital pada tahun depan. Prediksi ini berdasarkan analisis atas tren dan dituangkan dalam laporan berjudul Economy 2022.

“Tahun 2021 memang masih belum kembali ke situasi normal seperti yang diinginkan oleh banyak orang. Namun, secara kolektif kita telah membuat kemajuan luar biasa”, kata Bricklin Dwyer, Mastercard Chief Economist and Head of the Mastercard Economics Institute seperti dikutip dari keterangan resmi Mastercard.

Kelima faktor fundamental dalam laporan Mastercard tersebut, antara lain tabungan dan pengeluaran, rantai pasok, akselerasi digital, perjalanan global, dan risiko ekonomi. Terkait dengan tabungan dan pegeluaran, Mastercard menyatakan pengeluaran konsumen yang berasal dari tabungan dapat berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan PDB global sebesar tiga persen poin pada tahun 2022. Nilai tabungan rumah tangga meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2021. Cepat atau lambatnya konsumen menghabiskan tabungan akan berdampak pada ekonomi global.

Terkait rantai pasok, pergeseran pengeluaran rumah tangga dari barang ke jasa memecahkan rekor 27 tahun terakhir. Nilainya menurun enam persen poin dari puncak tertinggi. Pandemi memicu pertumbuhan belanja barang dari 39% menjadi 47%. Hal ini memengaruhi para penyedia jasa serta membebani rantai pasokan. Mastercard berharap hal ini dapat kembali ke situasi normal pada tahun 2022 dengan terbukanya perbatasan negara serta tersedianya layanan yang lebih mudah diakses dan diinginkan.

Sementara itu, terkait akselerasi digital, sebanyak 20% dari pergeseran digital dalam industri ritel tidak berubah. Hal ini membentuk kembali perilaku konsumen berbelanja dan apa yang mereka beli. Langganan e-commerce meningkat pada tahun 2021. Hampir 88% negara di 32 pasar mengalami lonjakan layanan berlangganan dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan mobil, mitra olahraga virtual, persewaan sepeda, dan layanan hewan peliharaan merupakan beberapa bisnis yang mendapatkan manfaat dari model ini. Di Indonesia, pangsa langganan ritel dari total pembelanjaan meningkat 1,2 kali lipat dari tahun 2020 ke 2021.

Pemulihan perjalanan untuk liburan terus berlanjut seiring dibukanya perjalanan internasional dengan penerbangan jarak menengah dan jarak jauh yang mulai beroperasi pada tahun 2022. Kembalinya perjalanan pada tahun 2021 terlihat di jalan raya dan bandara. Namun, keberlanjutan pertumbuhan tersebut bergantung pada varian virus yang dapat mendorong larangan perjalanan. Mastercard melihat tingkat pemulihan pesat dalam perjalanan dosmetik dan jarak pendek (kurang dari 600 mil), perjalanan menengah (600-1.800 mil) yang didorong oleh pelonggaran pembatasan, sementara perjalanan jarak jauh masih tertinggal.

Terkait risiko, Mastercard mendaftar serangkaian risiko yang berpotensi menganggu ekonomi digital pada tahun depan. Varian COVID baru seperti Omicron menimbulkan risiko langsung terbesar, tetapi Mastercard melihat banyak risiko tambahan yang berpotensi melambatkan pemulihan, termasuk penyesuaian ulang harga perumahan yang telah naik 66% selama dua tahun terakhir, lonjakan harga minyak, jurang fiskal di negara maju, dan perang tarif internasional.

“Secara global, pertumbuhan ekonomi, kemajuan vaksin, dan transformasi digital yang telah membuat bisnis besar dan kecil lebih tangguh, terus membentuk masa depan. Dengan latar belakang tersebut, Mastercard mengantisipasi permintaan konsumen dan pertumbuhan daya beli dapat bertumbuh dan ekonomi pengalaman kembali hadir tahun depan,” pungkas Dweyer.

Related