Lima Fokus Transformasi Strategi Jasa Raharja

marketeers article

PT Jasa Raharja (Persero) mencatatkan penurunan laba sebesar 11,13% menjadi Rp 1,37 triliun pada tahun 2020 (year on year) dibanding tahun 2019 yang mencapai Rp 1,5 triliun. Penurunan laba ini didorong oleh menurunnya pendapatan perusahaan pada tahun 2020 sebesar 12,3% menjadi Rp 5,7 triliun. Perusahaan pun merespons kondisi tersebut dengan melakukan transformasi di beberapa aspek strategi Jasa Raharja.

“Pandemi COVID-19 yang menyebabkan melambatnya perekonomian, menurunnya penjualan kendaraan baru, dan mobilitas penumpang angkutan umum menjadi penyebab menurunnya performa Jasa Raharja,” ujar Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo Slamet.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi perlindungan dasar kepada masyarkat, Jasa Raharja menyiapkan lima fokus strategi. Pertama, peningkatan pelayanan. Dalam hal pelayanan, sistem pelayanan proaktif secara terpadu menjadi fokus perusahaan. Selain itu, perusahaan juga akan mengoptimalkan sinergi dengan mitra kerja. Pendekatan ini pun akan diperkuat dengan melakukan transformasi digital.

Kedua, optimalisasi pendapatan. Budi menyebutkan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan pendapatan dengan mitranya melalui skema kerja sama host to host. Jasa Raharja juga akan mengoptimalkan kegiatan kutipan iuran langsung pada pengusaha transportasi. “Kami juga akan melakukan penggalian potensi baru yang memungkinkan dilakukan. Berbagai inisiatif strategis lain untuk perolehan pendapatan di luar bisnis inti yang ada juga akan dikerahkan,” kata Budi.

Ketiga, transformasi digital. Secara khusus, perusahaan akan melakukan pengembangan aplikasi internal perusahaan. Di sini, perusahaan fokus untuk mengembangkan aplikasi mobile Jasa Raharja. Dalam melakukan transformasi digital, pengembangan big data perusahaan akan menjadi fokus perusahaan.

Keempat, risk awareness. Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di masa depan, manajemen risiko juga menjadi fokus perusahaan. Di sini, Jasa Raharja melakukan pembinaan dan sosialisasi risk awareness ke seluruh pegawai. Selain itu, perusahaan juga melakukan pengembangan aplikasi sistem manajemen risiko (SIMR), dan pelaksanaan asesment maturitas MR.

Kelima, meremajakan budaya perusahaan. Berkiblat pada value AKHLAK yang dicanangkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), meremajakan budaya perusahaan menjadi fokus Jasa Raharja.

“Kami mengintegrasikan budaya ini ke seluruh insan Jasa Raharja yang tersebesar di 29 kantor cabang, 67 kantor pelayanan, 1646 samsat, dan bekerja sama dengan 1959 rumah sakit atau hampir 90%,” tutup Budi.

Related