Lima Prediksi Tren Teknologi pada 2021

marketeers article
Social network concept.

Dipacu oleh kehadiran virus corona di tahun ini yang memaksa berbagai aktivitas diintegrasikan dengan teknologi, peran teknologi di tahun depan diprediksi akan semakin signifikan.

ManageEngine meyakini, terdapat lima tren di bidang teknologi yang akan terjadi di 2021. Kira-kira apa saja?

Regulasi Lokal dan Infrastruktur Cloud

Adopsi cloud yang dipercepat mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk merumuskan kebijakan khusus. Hal ini dilakukan untuk menegakkan aspek kedaulatan, privasi pengguna, keamanan, budaya, kebijakan, dan berbagai masalah lain.

Tentu, hal ini akan membutuhkan infrastruktur cloud untuk di-hosting di setiap wilayah tersebut untuk mematuhi peraturan itu. Di sisi lain, ada kemungkinan jika suatu negara bagian di sebuah negara besar dapat memiliki peraturan mereka sendiri. Untuk itu, pelaku bisnis harus menyadari faktor ini ketika memilih jasa penyedia cloud.

“Jika menyangkut data perusahaan dan pelanggan, penting bagi bisnis untuk beroperasi dengan kejelasan peraturan dan tata cara penerapan,” kata Rajesh Ganesan, Vice President of Products ManageEngine dalam keterangan tertulis kepada Marketeers, Rabu (23/12/2020).

Pengalaman Digital yang Mulus

Pengalaman digital yang mulus (seamless) akan menjadi diferensiasi penting bagi bisnis, terutama di masa post-pandemic.

“Oleh karena itu, akan semakin banyak pihak yang berinvestasi dalam pemantauan pengalaman digital untuk mengurangi kemacetan, seperti ketidakmampuan untuk melacak perangkat karyawan, selain masalah di jaringan rumah serta alat produktivitas berbasis cloud lain,” ujar Rajesh Ganesan.

Banyak organisasi diprediksi akan berupaya merancang AIOps secara efektif untuk memantau dan memulihkan Teknologi Informasi (TI), serta logika bisnis mereka guna memberikan pengalaman pengguna yang intuitif. Selain itu, alat pemantauan bertenaga Artificial Intelligence (AI) dan informasi data akan dicari untuk menganalisis risiko keamanan dan meningkatkan efisiensi operasional. 

Zero Trust is the New Norm

Model keamanan zero trust diprediksi akan menjadi sebuah kenormalan baru. Model ini berprinsip jika kepercayaan dibangun melalui otentikasi yang kuat kepada pengguna setelah memverifikasi siapa yang meminta akses, konteks permintaan, dan sensitivitas lingkungan akses; serta setiap perilaku pengguna terus dinilai risikonya.

Identitas digital kini menjadi satu titik kontrol di seluruh pengguna, perangkat, dan jaringan. Model ini membahas mengenai kebutuhan organisasi modern yang gesit dan pada akhirnya akan menjadi cara kerangka keamanan apa pun dirancang.

“Dari opsi bisnis hingga keharusan bisnis, kita semua berada dalam perjalanan Nol Kepercayaan (Zero Trust) — entah kita menyadarinya atau tidak,” imbuh Rajesh Ganesan.

Infrastruktur Hyper Converged Ideal untuk Era Cloud

Memiliki kerangka kerja TI yang kuat merupakan faktor penting bagi bisnis untuk mencapai efisiensi infrastruktur.

Infrastruktur hyper converged (HCI) menggabungkan infrastruktur berbasis perangkat keras tradisional (server komputasi, jaringan, dan penyimpanan) ke dalam lingkungan virtualisasi yang ditentukan perangkat lunak. Pendekatan ini tidak hanya merupakan pilihan hemat biaya tetapi juga membantu menyederhanakan pengelolaan sumber daya virtual ini dari satu interface terpadu.

Mempertimbangkan dampak pandemi, banyak organisasi ingin mengadopsi teknologi yang dapat mendukung ruang kerja digital mereka.

“Mengingat masalah biaya serta keamanan yang terkait dengan cloud publik, ini mungkin bukan pilihan langsung bagi sebagian besar bisnis. Lantaran kerangka kerjanya yang disederhanakan dan fleksibel, HCI sangat ideal untuk era cloud,” jelas Rajesh Ganesan.

Meningkatkan Pemanfaatan Analitik oleh Departemen Non-TI

Saat ini, organisasi semakin menyadari efektivitas dari platform analitik. Penggunaan platform analitik diharapkan tidak hanya menembus TI tetapi juga departemen lain yang secara tradisional tidak bergantung pada aplikasi analitik.

Sebagai contoh, data dari aplikasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dikombinasikan dengan metrik kinerja karyawan dapat digunakan untuk mengukur pengaruh inisiatif kesejahteraan karyawan terhadap produktivitas karyawan.

Fokus pada analitik ini membawa dinamika yang menarik pada cara kerja organisasi dan juga memperkenalkan serangkaian tantangan dalam tata kelola serta pemeliharaan data.

TI akan memainkan peran penting dalam memfasilitasi tingkat akses terperinci sebelum beralih ke model kepercayaan yang lebih tinggi di mana masing-masing tim memiliki akses lengkap ke semua data relevan yang diperlukan untuk fungsi mereka yang efisien.

Secara keseluruhan, Rajesh Ganesan menilai, “tahun lalu telah menunjukkan jika ketahanan teknologi merupakan dasar bagi ketahanan bisnis. Alangkah lebih baik jika mengambil langkah ke arah itu sekarang, dibandingkan nanti.”

Related