Literasi Digital Indonesia Membaik, Tapi Kesadaran Keamanan Masih Rendah

marketeers article
Foto: 123rf.com

Transformasi digital di Indonesia yang sangat signifikan beberapa tahun belakangan ini ikut mendorong terciptanya ekosistem digital yang semakin baik. Sehingga, literasi digital perlu ditingkatkan. Menurut Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, ekonomi digital Indonesia tahun 2021 sebesar Rp 632 triliun diperkirakan akan bertumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memiliki program untuk meningkatkan kompetensi digital, yaitu program Gerakan Nasional Literasi Digital. Program yang berlangsung ini diharapkan bisa menyasar masyarakat seluas-luasnya dan meningkatkan kemampuan digital mereka masing-masing.

Dedy Permadi, Staf Khusus Kementerian Kominfo mengatakan ada tiga agenda utama Indonesia saat ini. Ketiga agenda tersebut adalah transisi energi, transformasi digital, dan pemulihan ekonomi.

“Pada transformasi digital harus menghasilkan tiga hal. Dimulai dari literasi, empowerment, dan paling penting adalah job creation,” kata Dedy saat peluncuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021, hari ini (20/01/2022).

Untuk itu, peningkatan kompetensi digital ini perlu dilaksanakan dengan menyelaraskan pada kondisi masyarakat sesungguhnya agar program ini bisa berlangsung lebih tepat sasaran. Karena itu, diperlukan pemahaman dan pemetaan mengenai kompetensi digital masyarakat di Indonesia.

Pemetaan kompetensi digital masyarakat di Indonesia ini dilakukan dengan mengadakan survei status literasi digital dan mengukurnya menjadi Indeks Literasi Digital Indonesia. Survei literasi digital ini dilakukan pada tanggal 4 Oktober hingga 24 Oktober 2021 di 34 provinsi dan mencakup 514 kota dan kabupaten di Indonesia. Survei ini berhasil mengumpulkan 10.000 responden yang menggunakan internet dalam 3 bulan terakhir dan berusia 13 hingga 70 tahun.

Untuk membentuk Indeks Literasi Digital, setiap tahun Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan pengukuran pada empat pilar. Keempat pilar tersebut adalah Budaya Digital (digital culture), Etika Digital (digital etics), Kecakapan Digital (digital skill), dan Keamanan Digital (digital safety). Kominfo bekerjasama dengan Katadata Insight Center (KIC) dalam pengukuran ini.

“Penggunaan empat pilar dalam pengukuran kali ini mengacu pada Roadmap Literasi Digital Indonesia 2020-2024 yang disusun Kominfo. Berdasarkan riset nasional sebelumnya serta mengacu pengukuran serupa yang dimikili UNESCO,” jelas Mulya Amri, Panel Ahli Katadata Insight Center

Index Literasi Digital 2021

index literasi digital

Sumber: Kominfo & Katadata Insight Center

Mulya  mengatakan, tahun ini Indeks Literasi Digital Indonesia berada pada skor 3,49 atau pada tahap sedang dan mendekati baik. Dibandingkan dengan Indeks Literasi Digital 2020, ada peningkatan indeks dari 3,46 ke 3,49. Perbaikan terjadi pada pilar Digital Culture dan Digital Skills, tapi ada penurunan pada Pilar Digital Ethics dan Digital Safety. 

Pada pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021, Budaya Digital mendapat skor tertinggi dengan skor 3,90 dalam skala 5 atau baik.  Diikuti  pilar Etika Digital dengan skor 3,53 dan pilar Kecakapan Digital dengan skor 3,44. Sementara itu, pilar Keamanan Digital mendapat skor paling rendah (3,10) atau sedikit di atas sedang.

Mulya menyebutkan pilar Keamanan Digital (digital safety) yang mendapat skor paling rendah perlu mendapat perhatian. Responden masih banyak yang belum mampu melindungi dirinya di dunia maya. “Kami menemukan misalnya, masih banyak yang tidak menyadari bahaya dari mengunggah data pribadi,” ujar Mulya.

Menurut Mulya, bila dibanding tahun sebelumnya, pada kerangka indeks tahun 2021 terdapat perubahan dalam pengelompokan unsur pembentuk yang menyusun indeks. “Ini adalah upaya untuk terus memastikan Indonesia memiliki alat ukur yang ajeg dan kini kita sudah punya roadmap atau peta jalan yang bisa dijadikan acuan baik dalam pengkuran maupun upaya peningkatan literasi,” katanya.

Direktur Jendral Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pengukuran indeks  ini mengetahu status literasi digital di Indonesia. Selain itu,  juga untuk memastikan upaya peningkatan literasi digital masyarakat makin tepat sasaran.

“Kita ingin terus mempercepat dan mengawal terus tingkat pemahaman digital masyarakat. Mengimbangi dengan perkembangan teknologi digital yang cepat dan makin strategis bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini,“ kata Semuel

    Related