Cara L’Oréal Dorong Lahirnya Ilmuwan Muda Perempuan

marketeers article

L’Oréal kembali menggelar kompetisi tahunan L’Oréal Girls in Science (LGIS) 2017 bertema Community Impact. Ajang kompetisi tahunan L’Oréal ini menantang siswi SMA untuk berinovasi melalui karya ilmiah dalam menyelesaikan masalah lingkungan mereka. Seperti apa karya ilmiah anak bangsa ini? Dan, siapa pemeang LGIS 2017?

Digelar sejak tahun 2015, L’Oréal berkomitmen menjadikan kompetisi sains ini sebagai gelaran tahunan L’Oréal. Presiden Direktur L’Oréal Indonesia Umes Phadke di Jakarta, Rabu (26/07/2017) mengatakan, ini adalah cara L’Oréal dalam upaya meningkatkan minat dalam sains.

Mengangkat tema community impact, salah satu dewan juri Dr. Anawati menjelaskan, dewan juri mencari siswi SMA dengan ide teknologi tepat guna yang orisinil dan kreatif yang dapat diterapkan di masyarakat sekitar.

Sejak tahun 2015, Umes mengatakan setidaknya ada 600 siswi dari 200 SMA di seluruh Indonesia yang mengikuti kompetisi ini.

Di awal seleksi yang berlangsung pada April 2017, para peserta diharuskan menyerahkan essai penelitian dan yang terpilih akan membuat video inovasi mereka. Selanjutnya, peserta melakukan presentasi tatap muka pada saat penjurian final.

Setelah melalui serangkaian proses penjurian, SMA Plus Pembangunan Jaya keluar sebagai juara utama. Inovasi masker “Three Maskerteens” tim SMA Plus Pembangunan Jaya berhasil menarik perhatian para juri.

“Three Maskerteens adalah masker antipolusi dengan double protection yang bertujuan menghindari polusi udara sekaligus meningkatkan kesehatan masyarakat,” kata Ashilla Maitsa, Juara Pertama LGIS.

Masker beraroma terapi ini juga memiliki desain untuk laki-laki dan perempuan. Ashilla mengatakan, ini bertujuan untuk menarik perhatian pengguna.

Posisi kedua dalam LGIS ditempati oleh SMA 3 Malang dengan inovasi Smartbin. Salah satu anggota tim SMA 3 Malang, Lintang Cahyaning Ratri mengaku, alat ini berfungsi sebagai solusi pemilahan sampah bagi masyarakat.

“Banyak masyarakat yang malas untuk memilah sampah ketika membuangnya. Alat ini merupakan model tempat sampah yang memungkinkan sampah masuk ke tempat yang sesuai dengan jenisnya melalui detektor, dan yang tidak terdeteksi akan masuk ke kategori lain” jelas Lintang.

Tidak hanya juara satu dan dua, L’Oréal juga memberikan penghargaan bagi juara favorit yang diraih oleh SMAN 1 Bojonegara dengan total 1432 likes. Ada yang lain dari LGIS tahun ini, L’Oréal turut memberikan penghargaan bagi guru yang berdedikasi mendorong siswa menekuni bidang sains.

Pengharhaan khusus Inspiring Educator 2017 diberikan kepada Yonita Tyas Lokita dari SMA Plus Pembangunan Jaya. Yonita mengungkapkan, penghargaan ini menjadi motivasi baginya untuk terus mengajar sains.

“Saya berharap, ilmu yang saya berikan dapat memotivasi anak-anak untuk meneruskan pendidikan mereka di bidang sains. Indonesia dapat menjadi maju melalui peneletian, sains dapat membantu negara dalam menyelesaikan permasalahan,” kata Yonita.

Senada dengan Yokita, Umesh berharap cara L’Oréal dalam mempromosikan sains berjalan efektif dan dapat melahirkan banyak ilmuan perempuan muda.

“Karena perempuan muda dalam sains mampu mengubah dunia,” terang Umesh.

Editor: Sigit Kurniawan

Related