Luhut Jajaki Produsen Fiberglass Cina Buka Pabrik di Indonesia

marketeers article
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves). Sumber gambar: Humas Marves.

Indonesia terus mendorong upaya hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah dari potensi sumber daya alam (SDA). Upaya untuk menarik perusahaan-perusahaan berskala internasional pun terus dilakukan guna bisa membuka pabrik di Tanah Air.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) saat ini tengah melakukan negosiasi dengan Jushi, salah satu perusahaan multinasional asal Cina. Perusahaan itu merupakan produsen serat kaca terbesar di dunia, bahan yang digunakan dalam berbagai produk industri termasuk komposit, insulasi, dan bahan konstruksi.

BACA JUGA: Kembangkan Industri Herbal, Luhut Jajaki Kerja Sama China

“Tingginya permintaan pasar global akan fiberglass, akhirnya mendorong saya untuk meminta mereka segera membuka pabriknya di Indonesia. Terlebih, Indonesia punya kekayaan pasir silika yang menjadi bahan baku dasar dari industri ini sehingga kunjungan mereka setahun yang lalu untuk melakukan survei dan penelitian pembangunan dapat segera diwujudkan,” kata Luhut melalui keterangannya, Selasa (23/5/2023).

Menurutnya, serat kaca juga termasuk bahan yang kuat dan ringan dengan sifat isolasi dan tahan api, menjadikannya sebagai bahan dasar hi-tech populer dalam berbagai aplikasi di dunia untuk industri berat, rumah tangga hingga olahraga. Jushi juga telah mengembangkan jaringan penjualan dan pelayanan global yang mencakup lebih dari 100 negara dan wilayah.

BACA JUGA: Ekspor Rumput Laut, Luhut Jajaki Pasar Korsel

Termasuk pula mendirikan beberapa basis produksi di antarnya di Amerika Serikat (AS) dan Mesir untuk lebih dekat dengan pasar mereka dan memberikan pelayanan terbaik kepada customer perusahaan tersebut. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan untuk bisa membuka pabrik di Indonesia.

Apalagi, kata Luhut, Indonesia kaya akan pasir silika sebagai bahan bakunya. Komoditas ini tidak hanya akan ditambang dan diekspor mentahnya saja, melainkan tetapi akan menghadirkan puluhan ribu industri turunan. 

Dengan begitu, dia berharap hilirisasi bisa berjalan makin cepat sehingga berpengaruh pada resiliensi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.

“Ini yang akan memberikan peningkatan nilai tambah pada komoditas yang diolah sehingga semangat hilirisasi industri untuk menambah pendapatan negara bisa berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sebagai informasi, dalam kunjungan kerja ke Cina, Luhut juga tengah menjajaki dua perusahaan lain untuk membuka pabrik di Tanah Air. Adapun kedua perusahaan itu, yakni Wanhua Chemical dan Walsin Lihwa Corporation.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related