Mal Baru 23 Paskal Meriahkan Pasar Ritel Bandung

marketeers article
Peragaan Busana dari Dibya Hody

PT Indonesian Paradise Property Tbk resmi mengoperasikan pusat belanja 23 Paskal Shoping Center yang berlokasi di Pasir Kaliki Bandung. Kehadiran mal seluas 40.000 m2 ini menambah lahan ritel di Kota Paris van Java.

23 Paskal merupakan proyek properti pertama Paradise di Kota Bandung, di mana hingga saat ini Paradise telah mengoperasikan sejumlah pusat belanja, di antaranya Beachwalk Kuta Bali, Park 23 Tuban, Bali dan Cikini Gold Center. Lewat kepemilikan saham di PT Plaza Indonesia Realty Tbk, emiten ini juga mengelola Plaza Indonesia dan fX Sudirman.

23 Paskal dibangun di atas lahan seluas 60.000 m2. Mal tiga lantai yang dikelola oleh entitas anak usaha Cornerstone Retail Management ini telah mengantongi 275 tenan dengan tingkat okupansi mencapai 97%.

General Manager 23 Paskal M. Satriawan Natsir mengatakan tenant mix yang ada di mal ini dinilai variatif. Beberapa di antaranya baru membuka toko perdananya di Kota Bandung, seperti ritel fesyen asal Jepang Uniqlo.

Mitra Adiperkasa (MAP) cukup banyak mengambil lahan ritel di mal ini dengan memboyong sejumlah toko ritelnya, seperti Zara, Stardivarius, Berska, Cotton On, Marks Spencer, Pull&Bear, Sephora, Sketchers, Swatch, hingga ritel f&b seperti Starbucks dan Burger King,

Selain itu, tenan lain yang cukup besar menyedot lahan ritel yaitu H&M, CGV Cinemas, Miniapolis, Best Denki dan Hero Supermarket. “Dengan susunan tenan yang cukup lengkap, kami mematok target pengunjung sekitar 35.000 per hari,” ujar Natsir kepada Marketeers.

Target tersebut memang tidak muluk. Sebab, masih di dalam kawasan mal, sebuah gedung dua menara akan menjadi markas bagi Universitas Bina Nusantara yang dijadwalkan membuka perkuliahan pertama pada September 2017. Natsir bilang, sekitar 4.000 mahasiswa baru akan studi di kampus tersebut.

“Ini captive market yang cukup tinggi bagi mal kami yang menyasar segmen B dan A kota Bandung,” ujarnya meski tak mau buka-bukaan soal harga sewa per m2 di mal tersebut.

Selain itu, mal ini juga segera akan dilengkapi dengan hotel berbendera Yello yang menawarkan 140 kamar. “Kami masih memiliki lahan lagi di sekitar mal untuk bisa digarap proyek lain seperti apartemen,” tambah Natsir.

Ia menjelaskan, dari segi konsep, mal ini mengusung gaya tropical garden dengan atrium beratap kaca transparan dan tanaman asli merambat di sekitar mal.

Tak hanya itu, penamaan lobi sengaja menggunakan nama-nama sunda, seperti Chai, Hejo, Langit, dan Ruhai. “Kami ingin menjadi mal modern di Bandung, namun tetap menjaga tradisi Bandung. Interior pun banyak menggunakan anyaman bambu khas Jawa Barat,” katanya lagi.

Dalam memperkuat positioning sebagai mal kelas A, 23 Paskal menghelat 23 fashion District, sebuah peragaan busana yang diklaim sebagai yang terbesar di Bandung. Bekerja sama dengan Indonesia Fashion Chamber (IFC), fashion show ini menampilkan 52 desainer mode anggota IFC yang berasal dari 12 kota nusantara. “Kami berkomitmen akan menjadkan event ini ajang tahunan,” papar Natsir.

Dalam kesempatan yang sama, Ali Charisma, National Chairman IFC menyampaikan bahwa kolaborasi pusat belanja dan para desainer Tanah Air sudah seharusnya menjadi program rutin. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada 23 Paskal yang memberikan area ritel khusus untuk memamerkan sekaligus menjual karya-karya desainer Indonesia tersebut.

“Kami ingin mengajak anggota kami untuk membuat kreasi fashion yang tidak hanya artistik, namun juga siap pakai atau ready-to-wear. Karena itu yang menjadi permintaan saat ini,” kata dia.

Kehadiran 23 Paskal yang menelan investasi Rp 200 miliar itu tentu saja akan menambah aliran pendapatan berjalan perusahaan yang tahun ini membidik revenue sebesar Rp 650 miliar. Tahun lalu, perusahaan yang didirikan oleh pengusaha Boyke Gozali ini membukukan pendapatan Rp 547,5 miliar yang disumbang dari dua sektor yaitu hotel sebesar Rp 341 miliar dan pusat perbelanjaan sebesar Rp 206,5 miliar.

Related