Mall Kota Kasablanka Akan Terapkan Konsep O2O

marketeers article

Perkembangan e-commerce  di Indonesia yang meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Menurut catatan Bank Indonesia, jumlah transaksi e-commerce per September 2020 mencapai Rp 180,74 triliun. Sementara dalam lingkup global, nilai transaksi e-commerce diperkirakan akan mencapai angka US$ 3,91 triliun.

Meski begitu, penjualan ritel secara online hanya mewakili 18% dari penjualan ritel global. Hal ini dikarenakan lebih banyak penjualan ritel dilakukan secara offline atau melalui toko fisik.  Di sinilah pendekatan online to offline (O2O) commerce bisa lebih dimaksikmalkan.

Konsep dari O2O  ialah konsep bisnis yang memiliki strategi ditujukan untuk menarik customer online ke ranah offline. Bisa juga toko fisik yang  menciptakan pengalaman digital yang menyeluruh sebelum, saat, dan setelah transaksi dilakukan.

Ivy Wong, Business Development Director of Pakuwon Group juga berencana untuk merangkul tenant baru yang aktif melakukan penjualan secara online untuk menerapkan konsep O2O. Tentunya,  memilih Kota Kasablanka Mall sebagai destinasi offline store.

“Saya percaya di dalam kondisi sekarang, akan menjadikan satu impact bahwa online shop akan buka pop up store di mal. Supaya dia dapat spectrum of customer yang berbeda, karena kalau online shop sendiri, mereka punya customer yang juga sangat terbatas. Pada akhirnya, kita harus cari satu titik  untuk bisa kerja online to offline,” ungkap Ivy.

Sebagai langkah menuju O2O  Mall Kota Kasablanka telah  membuat katalog bersama para tenant. Mal ini uga berencana untuk menarik online market menuju ke toko offline. Konsep O2O ini akan diusahakan dalam 3 sampai 5 tahun mendatang.

“kita harus kerjasama supaya kita punya tampilan catalog yang jauh lebih luas dan lebih bagus supaya orang mau datang dan mau belanja online maupun offline di tempat kita. Kami memprediksi bisa mencapai itu dalam 3-5 tahun mendatang,”  tutup Ivy.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related