ManuFest (Manusia Festival): Naivety On Diversity

profile photo reporter Marketeers
Marketeers
28 Januari 2025
marketeers article
ManuFest (Manusia Festk ival): Naivety On Diversity. (Sumber: Dok Ramzy)

Oleh Ramzy Danar Raihan, Konseptor ManuFest, Mahasiswa Semester III Jurusan Antropologi Budaya, Fakultas Budaya dan Media, Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Manufest merupakan program yang digagas oleh himpunan mahasiswa program studi Antropologi Budaya ISBI Bandung, yaitu Rawayan Mahasiswa Program Etnostudi (RAMPES), yang menekankan keberagaman dan keunikan manusia. Masyarakat memiliki peran dalam menciptakan pandangan-pandangan terhadap keberagaman dan keunikan manusia.

Akan tetapi, pandangan-pandangan tersebut sering kali memandang manusia yang berbeda dari mayoritas menjadi sebuah kekurangan, bukan menjadi suatu keunikan dari keberagaman. Hal ini jelas tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga kurang menghasilkan aksi-aksi yang nyata.

Kurangnya ketersediaan ruang, pemberdayaan, dan kesadaran masyarakat masih menyebabkan ketimpangan-ketimpangan sosial. Hal ini yang menjadi alasan penting untuk menumbuhkan ruang yang inklusif di masyarakat.

Tujuan dari acara yang diselenggarakan pada hari jumat, 20 Desember 2024 ini, ingin membangun dan menumbuhkan ruang yang inklusif untuk semua orang. Memang kampus ini belum ramah untuk difabel.

Namun, besar harapan kami selaku panitia penyelenggara dengan diadakannya kegiatan ini dapat menumbuhkan tingkat kesadaran kita mengenai ruang yang aman dan nyaman untuk semua orang, serta dapat berlaku di kampus ISBI Bandung. Dengan demikian Manufest VOL 2 ini mengambil tema “Naivety On Diversity”.

Tema tersebut dipilih dengan tujuan merekonstruksi ulang pandangan-pandangan yang telah melekat di masyarakat, dengan tujuan memandang sebuah perbedaan menjadi suatu keunikan dan keberagaman bukan menjadi kekurangan.

Fenomena sosial yang diangkat pada Manufest VOL 2 ini adalah isu pada kaum difabel yang sering kali mendapatkan dampak dari pandangan-pandangan naif yang telah terbentuk di masyarakat. Dampaknya, seperti kurangnya ketersediaan ruang hidup yang setara bagi kaum difabel, fasilitas-fasilitas umum serta perlakuan masyarakat yang masih kurang sesuai menjadi dampak terhadap kaum difabel.

Hal tersebut membuktikan bahwa pandangan-pandangan masyarakat masih berisi kenaifan dalam memandang keberagaman. Kegiatan ini berbentuk Festival yang merupakan usaha mempertunjukan hasil karya secara sistematis pada suatu tempat tertentu untuk menarik perhatian, menggugah hati, membangkitkan keinginan, dan meyakinkan pengunjung sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.

Festival ini mengambil format Talk Show, Exhibition, dan Art Performance Talk Show sebagai medium untuk diskusi dan membahas seputar fenomena, isu, wacana perihal pandangan-pandangan naif terhadap perbedaan pada keunikan dan keberagaman manusia, meninjau bagaimana peluang dan tantangan dalam merealisasikan cita-cita ideal mengenai inklusivitas ruang, pemberdayaan, dan kesadaran pada masyarakat.

Exhibition dapat diartikan juga sebagai kegiatan seseorang atau kelompok dalam upaya mempertunjukkan suatu hasil karya atau produknya kepada orang lain secara terorganisir. Kegiatan ini dapat memandu dalam menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai keindahan dan kesadaran akan kemampuan kreatifnya sehingga orang lain terpacu untuk berbuat. Exhibition karya antropologi akan mengangkat problematika dalam pandangan-pandangan naif terhadap perbedaan pada keunikan dan keberagaman manusia.

Pada segmen kali ini akan ada penampilan Seni Pertunjukan Komedi yang akan dibawakan oleh Dino Caw. Hal ini menjadi gerakan baru khususnya di ISBI Bandung memperkenalkan Stand Up Comedy sebagai sarana mengekspresikan diri.

Dino Caw akan menutup acara Manufest Vol.2 nanti dengan Merayakan Tawa bersama-sama.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS