Marak Penipuan, Wisatawan Perlu Waspada saat Traveling ke Kota Ini

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Traveling idealnya merupakan salah satu cara untuk melepas penat, namun, sebagai pelancong, Anda tetap harus waspada karena industri pariwisata tak terlepas dari kasus penipuan. Laporan Mastercard Economics Institute menyebut bahwa tingkat penipuan di sektor ini meningkat tajam.

Terutama saat musim liburan, di mana angka penipuan naik 18% selama puncak musim panas 2024, dan melonjak hingga 28% di musim dingin. Bahkan, angka penipuan di sektor perjalanan tercatat empat kali lebih tinggi dibanding rata-rata industri lainnya.

Jenis penipuan yang paling sering terjadi adalah terkait pemesanan agen perjalanan dan paket tur. Dalam banyak kasus, setelah wisatawan membayar, tur yang dijanjikan tak pernah terjadi, atau hasilnya jauh dari ekspektasi.

BACA JUGA: 4 Tren Liburan yang Sedang Digandrungi Borjuis, Tertarik Coba?

“Risiko penipuan sangat bergantung pada kota tujuan. Di beberapa kota, seperti Los Angeles, penipuan lebih sering terjadi di sektor makanan, sementara di kota lain lebih banyak di penyedia jasa tur,” ujar David Mann, Kepala Ekonom Mastercard untuk wilayah Asia Pasifik, dikutip dari CNBC Travel, Sabtu 24/5/2025).

Lebih lanjut, laporan dari Mastercard Economics Institute turut mengidentifikasi sembilan kota global dengan tingkat penipuan yang tinggi. Wisatawan yang bepergian ke kota-kota ini diimbau untuk lebih waspada:

  • Cancun, Meksiko
  • Hanoi, Vietnam
  • Dhaka, Bangladesh
  • Bangkok, Thailand
  • Jakarta, Indonesia – Khusus di ibu kota Indonesia ini, penipuan paling banyak terjadi pada layanan transportasi seperti taksi dan rental mobil, yang mencapai 66% dari laporan kasus penipuan.

Sementara itu, kota-kota seperti San Francisco (AS), Dublin (Irlandia), Seoul (Korea Selatan), Budapest (Hungaria), dan Edinburgh (Skotlandia) tercatat memiliki tingkat penipuan yang paling rendah terhadap wisatawan.

BACA JUGA: Pramugari Sarankan untuk Tak Gunakan Selimut Pesawat, Ini Sebabnya

Modus Penipuan yang Perlu Diwaspadai

Mann menyebut penipuan dalam dunia wisata hadir dalam berbagai bentuk. Di New York City, misalnya, 63% kasus penipuan berasal dari restoran atau layanan makanan, baik dalam bentuk penambahan biaya secara sepihak, pencurian data kartu kredit, maupun pemberian tip palsu.

Bahkan, sebelum perjalanan dimulai, Mann mengatakan bahwa risiko penipuan sudah muncul saat proses pemesanan. Tercatat bahwa penipuan ketika merencanakan perjalanan meningkat lebih dari 12% dalam setahun terakhir.

“Modus yang digunakan, antara lain penggunaan foto penginapan yang dimanipulasi, link konfirmasi palsu yang mencuri data perbankan, hingga penawaran harga yang tidak masuk akal,” kata Mann.

Agar tetap aman selama berwisata, wisatawan pun disarankan untuk menghindari penawaran yang terlalu murah dan tidak masuk akal, serta menggunakan dompet digital atau kartu kredit dengan fitur perlindungan terhadap penipuan.

Selain itu, wisatawan juga perlu memastikan situs dan agen perjalanan yang akan digunakan memiliki reputasi yang baik. Disarankan pula membeli asuransi perjalanan untuk berjaga-jaga.

Editor: Bernadinus Adi Pramudita

Related

award
SPSAwArDS