Marak Pola Hidup Sehat, Permintaan Minuman Nabati Global Naik 1,9%

marketeers article
John Jose, Direktur Marketing Tetra Pak untuk Filipina, Indonesia, Malaysia dan Singapura. Sumber gambar: Tetra Pak.

Tetra Pak, perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman asal Swedia memperkirakan permintaan minuman nabati dunia akan meningkat sebesar 1,9%. Hal ini didorong oleh kebiasaan pola hidup sehat yang marak dilakukan masyarakat setelah merebaknya pandemi COVID-19.

John Jose, Direktur Marketing Tetra Pak untuk Filipina, Indonesia, Malaysia dan Singapura menjelaskan seiring dengan perkembangan waktu pascapandemi, perubahan perilaku konsumen terus bermunculan. Untuk itu, para pemegang merek harus terus melakukan inovasi agar produknya dapat diterima konsumen.

BACA JUGA: Satya Natural Juice Tangkap Tren Konsumsi Minuman Herbal

“Peningkatan ini menjadi indikator kuat bahwa konsumen mencari pilihan yang lebih sehat untuk jangka panjang, dan minuman nabati adalah jawabannya,” kata John dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Menurutnya, tren ini mengacu pada bagaimana para konsumen mengendalikan cara mereka makan dan minum sehingga mereka mendapatkan perasaan kontrol dalam kehidupannya. Pilihan dalam menentukan apakah mereka mau menikmati atau mengendalikan konsumsi mereka sebenarnya bisa membantu menjaga kesehatan fisik mereka sendiri.

BACA JUGA: Tangkap Tren Minuman Sehat, Klean Cup Hadir di Mall Emporium Pluit

“Saat ini, konsumen lebih memilih makanan nabati guna mendukung pola hidup sehat, dan tren ini diperkirakan akan terus meningkat,” ujarnya.

Sementara itu, Billie Ing, Kepala Global Ipsos Strategy 3 untuk Trend dan Foresight menambahkan setelah pandemi terlihat banyak perubahan di tingkat makro yang menyebabkan gangguan pada rantai pasokan. Hal ini menyebabkan terjadinya kenaikan harga karena inflasi, dan kekurangan tenaga kerja yang membuat perusahaan-perusahaan melakukan pengurangan pelayanan mereka.

Kondisi tersebut membuat para konsumen untuk berpikir ulang dan mengubah cara-cara mereka mengonsumsi makanan maupun minuman. Tren ini merujuk kepada konsumen yang memiliki pola pikir fleksibel, mengurangi pada hal-hal tertentu jika diperlukan tapi tetap merawat diri mereka sesekali, terutama saat dirasa dapat memberikan manfaat kesehatan atau mendukung aspek berkelanjutan.

“Akhir-akhir ini, konsumen memiliki standar dan prioritas baru mengenai di mana dan kapan mereka menggunakan uang yang dapat berdampak pada kebiasaan mereka berbelanja. Pada akhirnya, perusahaan-perusahaan harus lebih kreatif guna menarik para konsumen untuk membeli produk-produk mereka,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related