Marketing 3.0 di Balik Misi Mowilex Gandeng Maestro Bali

marketeers article

Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad, kesenian budaya Bali telah diwariskan dari generasi ke generasi. Tak terkecuali, seni ukir.

Hadir selama hampir 50 tahun mendukung pasar dekoratif di Indonesia, produsen cat premium Mowilex mencoba mengembalikan apa yang telah diberikan para perajin sebagai salah satu konsumen terbesar mereka.

Sejalan dengan konsep Marketing 3.0, Mowilex menggandeng Agung Rai Museum of Art (ARMA) Gallery  meluncurkan buku ‘Balinese Woodcarving; a Heritage to Treasure’ untuk mewujudkan bisnis berkelanjutan.

“Kesenian telah menjadi bagian besar dari perekonomian masyarakat Bali. Kami juga memiliki jangkauan yang sangat luas di pulau ini. Kami merasa terhormat karena perajin Bali telah memercayakan produk Mowilex Woodstain selama hampir satu abad. Kami belajar lebih banyak mengenai tradisi ini dan mencoba untuk membuat sustainabilitas elemen demi melestarikan kesenian ini,” ungkap Niko Safavi, Presiden Direktur Mowilex Indonesia di Bali, Jumat (14/06/2019).

Buku ‘Balinese Woodcarving; a Heritage to Treasure’ bercerita mengenai kisah hidup lima maestro ahli seni ukir kayu Bali yang mendedikasikan hidup mereka untuk memelihara kesenian dan budaya ini.

Kisah para seni ukir Bali dipilih Mowilex bukan tanpa alasan. Mengingat, seni ukir kayu Bali berkontribusi terhadap ekonomi kreatif Indonesia dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 8,47% pada 2018.

Kegiatan lanjutan dari rangkaian program CSR Mowilex ini mendapat respon positif dari budayawan dan tokoh seni Bali sekaligus pemilik ARMA Gallery, Anak Agung Gde Rai, “saya rasa tantangan bagi seniman Bali saat ini adalah promosi pasar. Kami bersyukur dengan perusahaan yang menaruh kepedulian bagi para seniman di sini. Buku ini dapat menjadi salah satu strategi yang tepat sasaran untuk mempromosikan sekaligus mewariskan seni ukir Bali ke berbagai belahan dunia.”

Mencetak sekitar 1.000 eksemplar, Mowilex akan mendistribusikan buku ini secara gratis kepada para pelaku industri perhotelan, desainer, dan semua pihak yang tertarik mengenal seni kerajinan atau ukir kayu khas Bali. Buku digital pun tersedia namun tidak dapat diperoleh secara umum. Alasannya, Mowilex ingin agar target buku ini tepat sasaran.

Kegiatan yang diambil Mowilex ini sejalan dengan konsep Marketing 3.0 yang berbasiskan nilai-nilai human spirit. Marketing 3.0 sendiri merupakan konsep marketing yang berbasiskan pada kepedulian terhadap People, Planet, dan Profit. 

Sebagai upaya untuk mengembalikan apa yang telah diberikan para perajin kepada perusahaan, Mowilex berharap cara ini dapat membantu para seniman untuk melestarikan warisan ini ke generasi berikutnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related