Mastercard: Inflasi 2023, Konsumen Lebih Irit Belanja

marketeers article
Mastercard: Inflasi 2023, Konsumen Lebih Irit Belanja (FOTO: 123RF)

Mastercard memprediksi walaupun terjadi inflasi, pengeluaran konsumen secara keseluruhan akan tetap bertahan dengan konsumen memilih merek-merek yang terjangkau dan mencari nilai terbaik. Secara global, jumlah kunjungan konsumen yang membeli bahan makanan di toko fisik meningkat sebesar 31% tahun ini dibandingkan tahun 2019, namun pengeluaran rata-rata per kunjungan berkurang sekitar 9%.

“Para konsumen merespons inflasi yang lebih tinggi dengan memilih merek-merek yang lebih terjangkau dan toko-toko di mana mereka bisa lebih berhemat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal Ini memberi jalan untuk ‘euforia pembukaan kembali’, terutama untuk ekonomi yang bergantung pada pariwisata, di mana perjalanan, layanan perhotelan, dan pengalaman tetap merupakan bagian terbesar dari total pengeluaran konsumen,” ujar Chief Economist, Asia Pacific and Middle East Africa of the Mastercard Economics Institute, David Mann dalam siaran persnya, Selasa (3/1/2023).

BACA JUGA: BPS Laporkan Inflasi Desember 2022 sebesar 5,51%, Ini Daftar Kenaikan Harga

Selain untuk mengatur pengeluaran, hal tersebut juga karena konsumen ingin mengurangi jumlah bahan makanan yang terbuang. Hingga September 2022, frekuensi belanja bahan makanan konsumen di Indonesia meningkat sebesar 35% dibandingkan September 2019, namun untuk pengeluaran berkurang 3,1% per kunjungan.

Temuan ini dirilis dalam proyeksi tahunan mereka untuk tahun mendatang yang menunjukkan bagaimana ekonomi global baru akan berdampak pada pertumbuhan dan perilaku belanja konsumen. “Economic Outlook 2023” mengacu pada kumpulan data publik dan eksklusif, serta model yang bertujuan memproyeksikan aktivitas ekonomi.

BACA JUGA: Tantangan Ekonomi 2023, Kenaikan Inflasi hingga Capital Outflow

Laporan ini mengeksplorasi empat tema yang akan terus membentuk lingkungan ekonomi global di negara-negara dan kota-kota di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan wilayah Asia Pasifik, suku bunga yang tinggi dan perumahan, pengurangan harga dan pencarian barang yang tepat, harga dan preferensi, serta guncangan dan omnichannel.

Temuan lain dari laporan Mastercard juga menyoroti suku bunga yang lebih tinggi akan menekan anggaran biaya hidup, serta makin mengubah cara konsumen berbelanja. Di negara-negara maju, diperkirakan pengeluaran terkait perumahan mengalami penurunan sekitar 4,5% selama tahun 2023, di bawah level sebelum pandemi. 

Di Thailand, pengeluaran terkait perumahan turun sebesar 1,5 poin persentase pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2019.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related