Media OOH Tetap Bisa Dominan Selama Pandemi

marketeers article
15063991 blue empty billboard on city.

Anjuran physical distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah, ternyata cukup berhasil untuk mengurangi mobilitas masyarakat di luar rumah. Hal ini tercermin dengan sekitar 52% orang telah mengurangi aktivitasnya di luar rumah.

Regulasi tersebut juga membuat perubahan belanja di kalangan masyarakat. Menurut Achmad Syarif Hidayat, CEO PT MD Media, perubahan tersebut mengacu pada kebiasaan belanja offline menjadi online. Selain itu, ada juga pergeseran dari barang-barang yang diinginkan menjadi barang-barang yang dibutuhkan.

Selain itu juga berdampak pada bisa event dan beragam bisnis yang mengharuskan interaksi offline, seperti medium periklanan Out-of-Home (OOH). Bergerak di industri periklanan MD Media menilai saat ini merupakan kondisi yang menantang.

“Tapi ada peluang OOH bisa tinggi penggunaanya selama pandemi. Yakni lewat digital OOH melalui lokasi-lokasi yang dekat dengan retail,” jelas Achmad.

Untuk menangkap tantangan tersebut, MD media meluncurkan AdsQoo. Produk ini merupakan alat yang bisa digunakan oleh pelaku bisnis, meskipun tetap di rumah saja tetap bisa lakukan advertising secara real-time.

“Dengan Rp 300 rupiah saja, para pelaku UKM misalnya bisa melakukan promosi melalui medium sms broadcast,” tambah Achmad.

Tidak hanya UKM, solusi dari MD Media ini juga mencakup solusi untuk pelaku bisnis enterprise dan juga komunitas. Bagi Achmad adanya segmen komunitas memberikan nafas baru dalam industri OOH. Sebab, materi dan juga tujuan para komunitas ini dalam beriklan cenderung lebih unik.

“Biasanya OOH digunakan oleh brand, tetapi sekarang komunitas masuk ke dalamnya. Salah satunya adalah komunitas penggemar K-Pop. komunitas ini memanfaatkan OOH hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada artis idolanya,” tutup Achmad

Related