Memahami Human-Centric Marketing di Masa Sulit

marketeers article
hand holding mobile smart phone with mobile shop on supermarket blur background and shopping bags e-commerce concept

Kondisi pandemi yang terjadi pada tahun 2020 ini menjadi pemantik ANTAM untuk bersikap cepat memberlakukan dua strategi, yaitu new marketing excellence dan new opetaion strategy. Strategi ini diwujudkan dengan menghadirkan multi-platform untuk menjual emas. Hingga akhirnya memiliki tagline baru, yaitu duduk santai emas sampai.

Strategi ini menjadi cara ANTAM mewujudkan Human Centric Innovation. Perubahan transaksi emas ke sistem daring, pemanfaatan sosial media, hingga berfokus pada market domestik merupakan marketing excellence yang berhasil dilakukan sepanjang tahun 2020.

“Apalagi generasi muda, yaitu Gen Y dan Gen Z mulai memiliki kesadaran untuk melakukan investasi. Mereka adalah generasi yang dekat dengan perkembangan teknologi digital sehingga strategi marketing excellence ini menjadi cara kami menggarap peluang pasar anak muda,” kata M. Abi Anwar, Senior Vice President ANTAM LM.

Dijelaskan lebih lanjut, peluang investasi emas di Indonesia masih sangat luas. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Abi pada gelaran MarkPlus Conference 2021: Transforming from Relief to Recovery, Rabu (09/12/2020), saving rate masyarakat Indonesia berada di angka 32-34%.

“Artinya, ceruk untuk meningkatkan awareness saving campign dan membangun convenience sales method untuk industri logam mulia,” tambah Ali.

Dalam kondisi ini, pengguna e-commerce yang mulai mengakses investasi logam mulia pun tercatat naik, Antara bulan Mei 2019 dan bulan Mei 2020, akses logam mulia di e-commerce naik hingga 300%.

Dengan strategi yang dilakukan, ANTAM mencatat raihan target penjualan Logam mulia pada tahun 2020 lebih awal. Pada bulan Juni 2020, perusahaan ini mencatat pencapaian target penjualan Rp 1 triliun. Sehingga per bulan November 2020, target perusahaan sudah mencapai Rp 1,045 triliun, melebihi target yang ditentukan pada awal tahun.

Kesuksesan marketing yang berfokus pada perkembangan konsumen juga terjadi pada Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Di tengah perubahan perilaku masyarakat, lingkungan Keraton bertransformasi, tidak hanya pada pelayanan masyarakat, tapi juga kegiatan kebudayaan yang hidup di dalamnya.

Salah satunya datang dari Hayyana Skin Care, produk kecantikan dari Gusti Kanjeng Ratu Bendara, Putri Bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X. Melalui produk ini, Gusti Bendara memanfaatkan perubahan perilaku konsumen yang terjadi selama pandemi dengan membuka pasarnya di kanal daring.

“Di masa ini tidak hanya berbicara bagaimana produk terjual, tapi bagaimana kita bisa mewujudkan gayung bersambut untuk survive dari pandemi bersama-sama,” kata Gusti Bendara

Produk kecantikan ini menjadi cara Gusti Bendara untuk menunjukkan nilai kecantikan tradisional yang dibungkus dengan citra modern tidak hanya tampilan, tapi juga strategi penjualannya. Dalam mewujudkan kesuksesan di kanal daring ini pun, Hayyana berupaya untuk menciptakan awareness terhadap mereknya. Contohnya adalah menghadirkan aktivasi layanan konsultasi kecantikan secara daring. Hasilnya, bukan hanya awareness, tapi juga peningkatan penjualan yang mendorong tingkat survival Hayyana di  masa pandemi.

“Bisnis di masa pandemi kuncinya adalah beradaptasi terhadap kondisi pasar dan memastikan bahwa cashflow bulan ini bisa memenuhi kebutuhan bisnis di bulan depan. Prinsip ini harus tetap bergulir hingga akhirnya nanti bisnis mencapai tingkat survive. Yang pasti, sebagai pengusaha, saya tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tapi juga orang lain yang memerlukan sehingga survive dari pandemi ini dapat dihadapi bersama,” tutupnya.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related