Memahami Nisbah: Pengertian hingga Jenisnya

marketeers article
Memahami Nisbah Mulai Dari Pengertian Hingga Jenisnya (FOTO: 123RF)

Sebagai pengusaha atau pelaku bisnis, pasti Anda pernah mendengar istilah nisbah atau rasio. Nisbah adalah angka atau perbandingan antara dua jumlah atau nilai. 

Dalam bisnis, nisbah sering digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan dan juga sebagai alat analisis untuk mengevaluasi kinerja bisnis. Berikut seputar nisbah mulai dari pengertian hingga jenis-jenisnya yang sudah dirangkum oleh redaksi Marketeers.

Nisbah itu apa artinya?

Nisbah adalah angka atau perbandingan antara dua jumlah atau nilai. Nisbah dapat digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan atau kinerja bisnis.

Dalam buku “Pengantar Perbankan Syariah di Indonesia,” Devid Frastiawan Amir Sup mengatakan nisbah kerap disebut sebagai akad bagi hasil.

BACA JUGA: Lima Brand Tas Lokal Perempuan dengan Harga Terjangkau

Akad bagi hasil ada berapa?

Ada banyak jenis nisbah yang digunakan dalam bisnis, seperti nisbah likuiditas, nisbah profitabilitas, nisbah solvabilitas, dan lain-lain.

Nisbah Likuiditas

Nisbah likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Ada dua jenis nisbah likuiditas yang umum digunakan, yaitu nisbah lancar dan nisbah cepat.

Nisbah lancar dihitung dengan membagi jumlah aktiva lancar dengan jumlah kewajiban lancar. Nisbah lancar yang baik adalah 2:1 atau lebih, yang menunjukkan perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk membayar kewajiban lancar.

Nisbah cepat dihitung dengan membagi jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan jumlah kewajiban lancar. Nisbah cepat yang baik adalah 1:1 atau lebih, yang menunjukkan perusahaan memiliki cukup aset lancar yang dapat segera diuangkan untuk membayar kewajiban lancar.

BACA JUGA: Investor: Pengertian dan Jenis-Jenisnya

Nisbah Profitabilitas

Nisbah profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja bisnis dalam menghasilkan laba. Ada beberapa jenis nisbah profitabilitas yang umum digunakan, seperti nisbah laba kotor, nisbah laba bersih, dan nisbah laba per saham.

Nisbah laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan pendapatan. Nisbah laba kotor yang tinggi menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan laba yang cukup besar dari penjualan produk atau jasa.

Nisbah laba bersih dihitung dengan membagi laba bersih dengan pendapatan. Nisbah laba bersih yang tinggi menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan laba yang cukup besar setelah mengurangi semua biaya.

Nisbah laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Nisbah laba per saham yang tinggi menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan laba yang cukup besar untuk setiap saham yang dimiliki oleh pemegang saham.

Nisbah Solvabilitas

Nisbah solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang. Ada dua jenis nisbah solvabilitas yang umum digunakan, yaitu nisbah utang terhadap ekuitas dan nisbah cakupan bunga.

Nisbah utang terhadap ekuitas dihitung dengan membagi total utang jangka panjang dengan ekuitas. Nisbah utang terhadap ekuitas yang rendah menunjukkan perusahaan memiliki risiko yang lebih rendah dalam membayar utang jangka panjang.

Nisbah cakupan bunga dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan bunga. Nisbah cakupan bunga yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar bunga dengan lancar.

Setiap jenis nisbah memiliki rumus yang berbeda untuk menghitungnya. Dengan menghitung nisbah secara teratur, perusahaan dapat mengevaluasi kesehatan keuangan dan meningkatkan kinerja bisnisnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related