Memahami Pasar Sepeda Motor di Indonesia Terkini

marketeers article

Salah satu kendaraan yang paling banyak dimiliki oleh penduduk Indonesia adalah sepeda motor. Sepeda motor digunakan bukan hanya sebagai alat transportasi, tetapi berkontribusi menggerakkan ekonomi. Gunadi Sindhuwinata, Ketua AISI menjelaskan peta industri kendaraan bermotor roda dua ini mampu memberikan kontribusi sepeda motor hampir 30% ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), 85% ke Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Selain itu, industri ini juga menyerap dua juta SDM yang terdiri dari pekerja di pabrik, bengkel, maupun di industri pembiayaan. Lalu, populasi total sepeda motor di Indonesia mencapai 86 juta unit. Nilai investasi di industri sepeda motor ini sebesar Rp 70 triliun.

Selain itu, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang mendominasi pasar Indonesia tinggal enam, yakni Honda, Kanzen, Kawasaki, Suzuki, TVS, dan Yamaha. “Hal ini disebabkan karena pasar sepeda motor sangat ketat. Beberapa merek keluar dari AISI dan berfokus pada penjualan,” ujar Gunadi dalam Marketeers Dinner Seminar di Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Rabu (28/1/2015).

Gunadi menambahkan, jenis sepeda motor pada tahun 2014 yang menjadi primadona adalah skutik. Sepeda motor dengan kategori skutik menjadi pilihan banyak konsumen sebanyak 5.322.200 unit (67,66%). Lalu, disusul dengan kategori bebek sebanyak 1.461.016 (18,57%). Terakhir di kategori sport sebanyak  1.082.379 unit (13,77%). Kemudian untuk pangsa pasar sepeda motor berdasarkan kapasitas mesin di Indonesia paling banyak pada kapasitas <125 cc sebanyak 4.626.278 unit (58,80%), lalu sepeda motor berkapasitas 125 < 150 cc sebanyak 3.179.893 (40,42%), dan paling kecil di kategori 150 cc < 250 cc sebesar 69.191 (0,87%).

Selain itu, total pasar sepeda motor pada tahun 2014 sebanyak 7.867.195 unit dan total produksi di tahun yang sama adalah 7.926.104 unit. Berbicara mengenai ekspor sepeda motor, Gunadi menekankan bahwa ekspor sepeda motor berbeda dengan mobil yang lebih mudah masuk ke pasar luar negeri. Eskpor sepeda motor mengarah ke negara miskin sehingga pasarnya tidak sebagus mobil. 

Di Indonesia, industri sepeda motor mengalami permasalahan. Salah satunya adalah mengenai peraturan pemerintah untuk membatasi sepeda motor dan mengenakan beban progresif ke pemilik sepeda motor. “Pertumbuhan pasar sepeda motor rata-rata 9%, sedangkan anggaran pembuatan infrastruktur 2% dari APBN dengan realisasi pengembangan jalan raya hanya 0,1%. Inilah yang menjadi permasalahan yang memunculkan  pemikiran bahwa sepeda motor adalah penyebab kemacetan sehingga harus dikurangi. Padahal, kemacetan tersebut disebabkan karena masalah pengaturan  lalu lintas yang tidak dilaksanakan dengan baik,” tambahnya.

Jadi, AISI berharap agar pemerintah mendukung industri sepeda motor dengan peraturan yang tidak memberatkan industri karena akan menghambat pertumbuhan industri ini yang memiliki potensi yang besar. Selama pertumbuhan ekonomi ada, sepeda motor juga akan naik dua kali lipat. Misalnya, bila pertumbuhan ekonomi sekitar 5-6%, AISI bisa mendapatkan 10%. Jadi, AISI masih menunggu kestabilan ekonomi. Untuk proyeksi pasar industri sepeda motor, pada tahun 2015 AISI berharap akan naik dari tahun 2014 menjadi 8 juta unit, pada tahun 2016 menjadi 8,4 juta unit, dan tahun 2017 sebanyak 9, 24 juta unit. 

Related