Memahami Rumitnya Perilaku Gen Z di Media Sosial

marketeers article
Beautiful view of traditional wooden rowing boat on scenic Lago di Braies in the Dolomites in scenic morning light at sunrise, South Tyrol, Italy

Ada banyak spekulasi tentang Gen Z dan penggunaan media sosial mereka. Apakah mereka sudah bosan? Apakah mereka masih berbagi konten? Apakah mereka benar-benar bergantung pada influencer?

Penelitian terbaru Booking.com, pemimpin travel digital yang menghubungkan traveler dengan pilihan tempat menginap paling luar biasa, berbagai pengalaman wajib coba, hingga bermacam opsi moda transportasi. Hal ini mengungkapkan bahwa walaupun Gen Z adalah traveler yang mencari konten visual dan fotografi untuk media sosial, motivasi mereka sebenarnya lebih dari sekadar 108 piksel.

Ada kutipan bahwa foto bernilai ribuan kata. Bagi Gen Z, kutipan itu harus menyertakan tagar ‘#travel’ dan ‘#inspo’. Lebih dari setengah Gen Z (54%) suka melihat postingan dan foto travel di media sosial. Ketika harus memutuskan destinasi yang akan dikunjungi, Gen Z akan mencarinya langsung ke feed mereka, 40% mengatakan feed adalah sumber inspirasi perjalanan utama mereka.

Perempuan Gen Z lebih cenderung memvisualisasikan liburan mereka berikutnya sambil melihat Daifeed (47%). Ketergantungan pada Instagram ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata global (25%) dan bahkan milenial (30%). Ketika memilih destinasi baru untuk dikunjungi, hampir setengah (45%) dari Gen Z mengatakan mereka dipengaruhi oleh influencer media sosial dan 35% mengatakan mereka umumnya mempercayai rekomendasi perjalanan dari influencer. Inspirasi untuk Gen Z tidak hanya datang dari layar smartphone, dengan 35% responden dipengaruhi destinasi yang ada dalam film dan acara TV. Rekomendasi perjalanan juga masih datang dari interaksi sosial secara offline, dengan 33% mencari saran teman untuk tahu lebih lengkap mengenai destinasi tersebut.

Dari feed influencer hingga milik mereka sendiri, 43% Gen Z mengatakan mereka tertarik bepergian ke tempat yang terlihat bagus dalam foto. Empat dari sepuluh (42%) Gen Z mengatakan ketika bepergian mereka selalu mengunggah foto perjalanan mereka di media sosial. Hal ini lebih banyak dari demografi usia lainnya (42% vs 35% dari semua traveler).

Selama liburan terakhir mereka, 29% Gen Z mengambil antara 10 dan 30 foto setiap hari dengan satu dari empat orang (25%) mengambil lebih dari 50 foto setiap hari. Menjadi generasi pertama yang tumbuh sebagai Digital Natives, tidak heran Gen Z menjadi generasi yang tidak ingin offline, dengan 55% menilai bahwa Wi-Fi adalah fitur sangat penting saat menginap, lebih tinggi daripada demografi lainnya dan amenitas favorit mereka.

Instagram bukan satu-satunya sumber motivasi Gen Z. Mereka juga menyadari pentingnya pengalaman liburan dengan hampir enam dari 10 orang (57%) mengatakan mereka lebih memilih fokus dengan hal yang ada di depan mereka dan menikmatinya daripada menghabiskan waktu mengambil foto untuk media sosial. Gen Z menganggap foto di feed media sosial mereka adalah bonus perjalanan.

Untuk generasi yang berfokus pada pengalaman ini, mereka lebih memilih untuk hidup offline dengan 50% percaya bahwa terlalu banyak waktu dihabiskan di media sosial saat bepergian. Jadi, walaupun tidak dapat disangkal bahwa Gen Z “suka” media sosial, tapi mereka akan tetap mengutamakan kehidupan nyata dan pengalaman travel dibandingkan sekadar main di media sosial saja.

 

Related