Membangun Pengalaman Pariwisata Berkualitas setelah COVID-19

marketeers article
Pura Ulun Danu temple panorama at sunrise on a lake Bratan, Bali, Indonesia

Industri pariwisata mendapatkan hantaman di tengah pandemi COVID-19. Namun, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengungkapkan keyakinan bahwa kondisi ini hanya akan bertahan hingga akhir tahun 2020. Pariwisata diprediksi akan kembali meningkat pada tahun 2021.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Pusat Didien Junaedy pada acara Industry Roundtable Surviving The Covid-19 Preparing The Post, Tourism & Hospitality Industry Perspective yang diselenggarakan oleh MarkPlus, Inc. mengatakan bahwa ucapan presiden tersebut menjadi catatan bagi mereka yang bekerja di sektor pariwisata. “Persiapan tidak bisa dimulai tahun depan, tapi dari sekarang,” tegasnya.

Dengan RPJM yang telah direncanakan dan mengusung Quality Toiurism Experience, GIPI menargetkan devisa dan nilai tambah pariwisata. Karena itu, penting bagi industri pariwisata serta masyarakat Indonesia untuk siap dari berbagai aspek. Mulai dari SDM, lingkungan, hingga kekuatan daya saing.

“Dalam masa surviving ini, saya berharap setiap pemain di industri ini bersatu dan tidak berjuang sendiri-sendiri. Sehingga, lupa bahwa industri kita harus kompak dan besar,” ujar Didien.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa setelah wabah COVID-19 selesai, consumen behaviour juga akan mengalami perubahan. Pariwisata yang sustainable, memerhatikan kesehatan serta kebersihan akan menjadi sesuatu yang dicari.

Hal serupa juga pernah diungkapkan Managing Director Tanjung Lesung Fachrully F Lasahido pada sesi Tourism Crisis Webinar Series: Threat and Opportunity. Mempersiapkan empat jaminan untuk wisatawan diyakini menjadi hal yang krusial. Jaminan-jaminan yang dimaksud adalah safety, healthy, flexibility, dan sustainability. Karena, aspek tersebut nantinya bisa menjadi pertimbangan wisatawan untuk melancong ke suatu tempat.

Editor: Eko Adiwaluyo

Related