Membuat Konten di YouTube: Harus Menarik atau Autentik?

marketeers article
Membuat Konten Di YouTube: Harus Menarik atau Otentik? (FOTO: 123RF)

Membuat konten yang relevan dan mampu mengajak audiens untuk tetap terlibat menjadi tantangan para pemasar. Apalagi, menunjukan identitas merek dengan jelas. Saat berkompetisi merebut perhatian konsumen, merek harus terjun dalam “perang” konten.

Pasalnya, tantangan semakin berat lantaran konsumen tak lagi ingin melihat iklan yang hard selling. Pembuat konten kini dituntut lebih kreatif dalam meramu ide agar tak terkesan seperti iklan.

Membuat konten yang mampu meningkatkan brand awareness audiens dan memberikan dampak pada performa bisnis terkesan sulit, namun tidak mustahil. Inilah yang dilakukan Head & Shoulders dalam video kampanye miliknya, yakni #MoveOnBro 2.0.

BACA JUGA: YouTube: 25 Juta Lebih Orang Indonesia Menonton YouTube di Televisi

Melalui platform YouTube, Head & Shoulders mampu menarik ratusan juta atensi pengguna platform. Video ini menyabet penghargaan dalam YouTube Works Award untuk kategori Best Collaboration: Brand and YouTube Creators.

“Kami belajar bahwa sangat penting untuk membuat konten yang relevan dan engaging untuk target konsumen kami. Namun yang paling penting adalah authenticity and staying true to the brand DNA. Misi dari Head & Shoulders Indonesia adalah mengajak konsumen Indonesia #MoveOn dari ketombe agar mereka 100% percaya diri dalam kesehariannya. Joe dan Fadil merupakan kombinasi yang sangat menarik dan memiliki surprising elements untuk para konsumen. Hal ini juga sangat membantu untuk menjadikan konten yang viral,” kata Anggia Pulungan, Head of Commercial & Brand Operations P&G.

BACA JUGA: Dibanding P&G, Belanja Iklan Unilever Tertinggi di Tiga Negara Asia Pasifik

Head & Shoulders, merek besutan P&G, merupakan salah satu pemimpin pasar untuk produk sampo kategori antiketombe. Dengan demikian, merek ini ingin mempertahankan kepemimpinan dan pada saat yang sama terus mendorong brand awareness serta minat beli di kalangan audiens laki-laki yang merupakan target utama merek.

Hal ini yang membuat konten perusahaan ini mengusung Joe Taslim dan Fadil Jaidi, dua laki-laki dengan kesibukan yang berbeda yang dinilai mampu merepresentasikan identitas merek.

Baik Joe Taslim dan Fadil Jaidi, keduanya mewakili audiens laki-laki yang memiliki kesibukan berbeda-beda. Meski memiliki aktivitas yang berbeda, ketombe menjadi musuh bersama. Ini yang membuat video #MoveOnBro 2.0 sangat relevan dengan audiens.

Selengkapnya, nantikan Majalah Marketeers Edisi Desember 2022.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related