Mencoba Mendengar Pengalaman Vabyo Jadi Barista di Arab Saudi

marketeers article
waiter is drying the coffee grinder after washing. side view cropped photo

Bekerja di luar negeri merupakan impian banyak orang. Dengan bekerja di luar negeri, orang bisa belajar lebih mandiri, bertemu orang baru, serta mengenal budaya baru. Selain itu, banyak juga yang bilang bekerja di luar negeri akan mendapatkan gaji yang besar. Namun demikian, bagaimana kalau orang bekerja di luar negeri sebagai pekerja imigran atau TKI?

Menjawab hal tersebut, Valiant Budi Yogi, atau yang akrab disapa Vabyo, hadir dalam program Mencoba Mendengar yang diadakan oleh MarketeersTV. Vabyo adalah penulis novel Indonesia yang meluncurkan salah satu buku best seller nasional, yaitu Kedai 1001 Mimpi. Buku ini menceritakan tentang kumpulan pengalaman Vabyo saat menjadi pekerja imigran, tepatnya sebagai barista yang ditempatkan di Arab Saudi.

Sebelum menjadi TKI, Vabyo sempat bekerja sebagai penyiar radio, editor, dan juga merangkap sebagai penulis. Akan tetapi, keinginan kuat untuk pergi keluar negeri membuat Vabyo memutuskan untuk bekerja sebagai barista di Arab Saudi.

“Alasannya sebenarnya sederhana, ingin kabur saja dari sini, ingin jalan-jalan. Akan tetapi, karena duit saya tidak mencukupi, kebetulan saya melihat lowongan pekerjaan menjadi TKI di luar negeri. Saya coba daftar, dan akhirnya diterima sebagai barista dan diterbangkan ke Saudi,” kata Vabyo.

Selain itu, menurut Vabyo, dengan bekerja di luar negeri, Vabyo berharap ia dapat berkunjung ke negara-negara lain untuk mendapatkan inspirasi untuk tulisannya. Akan tetapi, harapan Vabyo tidak berjalan lancar akibat banyak kendala yang dihadapinya saat bekerja.

“Saya sempat bertanya pada perusahaan apakah saya bisa pergi ke negara tetangga untuk eksplorasi, dan diperbolehkan. Namun, paspor saya di sana ditahan, saya hanya boleh cuti setahun 5x, dan libur sehari dalam seminggu. Jadi di sana saya benar-benar sebagai TKI saja,” ujar Vabyo.

Vabyo juga mengatakan bahwa bekerja di luar negeri tidak seperti yang ia harapkan. Sebagai barista, Vabyo bekerja selama 16 jam per harinya. Toko di mana Vabyo bekerja pun hanya memiliki satu karyawan, yakni Vabyo sendiri

“Terus terang kerjaan yang saya dapat tidak seperti yang dijanjikan. Saya yang handle semua pekerjaan di toko, apalagi toko tersebut besar. Ada dua ruangan khusus keluarga dan single. Itu semua saya yang handle,” tukas Vabyo.

Selain itu, Vabyo juga menceritakan pengalamannya selama bekerja sebagai barista. Banyak perbedaan budaya yang Vabyo alami. Di sana, Vabyo banyak belajar bahwa karakter orang tiap negara itu berbeda. Ada keragaman.

“Saya sempat mengalami culture shock awal-awal. Namun seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa kita itu memang beragam. Meskipun banyak hal yang belum bisa saya pahami, seperti bahasa tubuh mereka yang berbeda, namun saya mencoba mengerti,” tutur Vabyo.

Terakhir, Vabyo mengatakan bahwa banyak sekali pelajaran berharga yang ia dapat setelah tinggal dan bekerja di Arab Saudi. Menurut Vabyo, bekerja di luar negeri tidak seindah yang ia bayangkan, dan itu yang membuat Vabyo semakin cinta dengan Indonesia.

“Setelah saya bekerja di Arab Saudi, saya belajar banyak hal yang akhirnya membuat saya semakin cinta dengan Indonesia. Namun saya tidak menyesal bekerja disana karena banyak juga pengalaman menyenangkan yang saya dapatkan,” tutup Vabyo.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related