Menengok Produksi Moon River Dairy, Farmstead Cheese Asli Banyuwangi

marketeers article

Berbagai perubahan di industri kuliner terus terjadi. Misalnya fenomena makanan cepat saji yang kian popular. Makanan yang mencerminkan keberagaman bahan pangan dan tradisi memasak khas suatu wilayah kian jarang ditemui. Melihat kondisi ini, Produsen keju lokal asal Banyuwangi, Moon River Dairy bercita-cita untuk mengembalikan ritme pola makan yang memudar tersebut.

Mengusung konsep farmstead cheese, Moon River Dairy berupaya untuk menciptakan ikatan yang tak terputus dari produsen makanan hingga konsumen. Dalam proses produksinya, Moon River Dairy menggunakan bahan-bahan lokal berkualitas tinggi yang diambil sekaligus diolah di kompleks Margo Utomo Resort, Kalibaru, Banyuwangi.

Susu yang menjadi bahan utama produksi keju diperah setiap pagi dari peternakan yang hanya berjarak beberapa langkah dari pabrik keju. Kondisi ini mampu menjaga bahan baku tersebut agar tetap segar. Ditambah, pPerkebunan tropis di Margo Utomo yang menghasilkan rempah-rempah khas Indonesia, yang ikut mewarnai cita rasa keju produksi Moon River Dairy.

“Di Moon River Dairy, kami selalu berusaha untuk memproduksi keju-keju khas Indonesia. Kami hanya menggunakan bahan baku lokal yang kami tanam sendiri, seperti rempah rempah lokal yang dapat mewakili dan menunjukkan cita rasa Indonesia. Sehingga tidak dimiliki oleh keju impor,” ujar Fiona Farody sebagai salah satu Founder Moon River Dairy dalam siarannya.

Bersama rekannya Nindia Ogura, Fiona mengklaim sangat memerhatikan keberlangsungan lingkungan ketika menjalankan bisnisnya. Dalam upaya mengurangi limbah produksi, Moon River Dairy menerapkan pendekatan cradle to cradle. Melalui pendekatan ini, semua aspek dalam tahap-tahap produksi dapat didaur ulang tanpa meninggalkan sampah yang tak dapat diurai.

Misalnya, rumput dan jagung ditanam di area peternakan sebagai pakan sapi. Sementara, kotoran sapi dan limbah produksi keju ditampung dan diolah menjadi biogas yang digunakan untuk kebutuhan energi di eco resort dan pabrik keju.

Sisa-sisa limbah ini didaur ulang menjadi pupuk bioslurry yang dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah tempat rumput dan jagung pakan sapi tumbuh. Siklus yang terus berlanjut ini diupayakan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem hingga di masa depan.

Sejauh ini, perusahaan telah memproduksi dua jenis keju yakni Anagata Cheese dan Amaya Cheese. Keduanya berbeda. Jika Anagata Cheese adalah keju bergaya Alpine buatan lokal pertama di Indonesia, Amaya Cheese adalah keju bergaya Cantal yang serupa keju Cheddar.

Related