Mengapa Hormat Pada Kompetitor Itu Wajib?

marketeers article
Sumber: http://teamchiptkd.files.wordpress.com/2011/11/competition.jpg

Pertanyaan dalam judul artikel ini mungkin aneh. Bagaimana mungkin dalam sebuah kompetisi, atau dalam skala ekstrem katakanlah perang, kita wajib menghormati lawan yang mungkin bakal merugikan dan mencelakai bisnis kita? Bukannya dalam kompetisi, saling berebut pasar, salip menyalip, desak-desakan itu suatu yang lumrah?

Pada kenyataannya, praktik berkompetisi dengan menghalal segala cara tak sedikit terjadi. Kampanye hitam, salah satunya. Bahkan, tak jarang, mereka saling memangkas akses ke pelanggan mereka. Misalnya, menutup jalur distributor, meretas situs web kompetitor, “merekrut” net terorrist untuk mengacau di area digital, dan sebagainya.

Meski praktik di atas masih sering terjadi saat ini, era sekarang yang mengusung keterbukaan menuntut persaingan bisnis dilakukan secara sehat dan fair. Apa logika di balik “kewajiban menghormati kompetitor?” Jawabannya ada dalam salah satu kredo Marketing 3.0, konsep pemasaran berbasis nilai-nilai manusia yang mengusung kepedulian pada manusia dan lingkungan.

Kredo pertama mengatakan “cintai pelanggan dan hormati kompetitor.” Dua hal dalam frasa kredo tersebut bagaikan dua sisi satu keping mata uang alias tidak bisa dipisahkan. Saat ini, pemasar tidak hanya dituntut untuk peduli pada pelanggannya. Tapi, juga bisa menunjukkan sikap respek pada pesaingnya. Alasannya? Kalau bisnis menjalankan cara-cara tidak halal alias cara-cara jahat untuk menjegal bisnis kompetitor, tidak tertutup kemungkinan suatu saat cara-cara jahat tadi diterapkan untuk pelanggannya. Pada kasus ini, gembor-gembor “kepuasan pelanggan” hanyalah slogan dan  pemanis bibir belaka.

Menghormati kompetitor adalah batu ujian utama pebisnis itu sungguh-sungguh tulus dalam melayani dan peduli pada pelanggannya. Jadi, tolok ukur utama pebisnis benar-benar peduli pada pelanggan tak lain menjaga profesionalitas dan rasa hormat dalam kompetisi. Sekali, pebisnis ketahuan berbuat jahat pada kompetitornya, pelanggannya akan berpikir ulang untul loyal kepadanya. Dengan begitu, bisa diketahui  bisnis tersebut melulu dijalankan dengan nilau atau sekadar mengejar profit semata dengan halalkan segala cara.

Selain itu, kompetitor penting untuk posisi bisnis kita. Salah satunya, berperan penting dalam perluasan pasar. Kompetitor akan membantu dalam mengedukasi pasar. Tanpa kompetitor, bisnis mungkian akan berlangsung lambat. Dengan kompetitor, kita juga bisa menilai kekuatan dan kelemahan binis kita.

Hormat pada kompetitor di sini tidak juga diartikan bahwa kita membiarkan begitu saja mereka menghabisi pangsa pasar kita. Persaingan tetap ada, tapi harus dijalankan secara fair dan profesional.

Prinsipnya, menghormati pesaing merupakan bagian syarat sebuah bisnis bisa langgeng di masa depan. Cintai pelanggan, hormati pesaing!

Related