Mengenal Cashback dan Cara Kerjanya

marketeers article
Cashback. Foto: 123RF

Cashback adalah sebuah istilah yang sudah akrab di tengah para konsumen. Mungkin Anda sudah tahu bahwa cashback merupakan salah satu strategi pemasaran yang digunakan perusahaan atau merek untuk menarik perhatian konsumen.

Caranya dengan memberikan potongan harga atau bonus. Kelebihan dari sistem ini adalah bisa didapatkan sendiri dengan mudah. Misalnya, hanya dengan melakukan transaksi pembelian produk dengan jumlah tertentu. 

Hal yang terpenting adalah konsumen telah memenuhi syarat dari penyelenggara. Akan tetapi dalam beberapa waktu terakhir, seiring dengan berkembangnya cara promosi, keuntungan ini tidak lagi hadir dengan pengembalian uang tunai secara langsung. 

Biasanya, pihak penyelenggara promosi ini akan memberikannya ke dalam bentuk poin yang bisa dicek melalui aplikasi mobile.

Cashback Bukan Diskon

Masih banyak orang yang berpikir bahwa cashback sama dengan diskon. Padahal, keduanya memiliki makna yang berbeda. 

Pasalnya, ketika konsumen mendapatkan diskon, itu artinya hal tersebut langsung diberikan saat pembelian terjadi. Sementara itu, cashback baru bisa didapatkan setelah transaksi dinyatakan selesai. 

Keuntungan

Bagi pelaku bisnis, strategi ini menyimpan banyak keuntungan. Pertama, menarik perhatian konsumen. 

Langkah ini cukup efektif untuk menjaring pelanggan, karena apa yang ditawarkan membuat mereka berpikir bahwa mereka mendapatkan penawaran terbaik yang menguntungkan.

Kedua, strategi ini dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada. Dengan memberi promosi cashback, mereka akan merasa diperhatikan dan diberikan banyak benefit sehingga menjadi lebih loyal kepada merek Anda.

Ketiga, penjualan meningkat. Dengan banyaknya konsumen yang tertarik pada promosi Anda, maka peluang untuk mendapat kenaikan penjualan juga makin tinggi.

Kekurangan

Kekurangan yang sering terjadi dan terlihat dari strategi ini adalah syarat dan ketentuan dari penyelenggara. Tak jarang konsumen harus memberikan usaha lebih dahulu. 

Contohnya, dengan membeli dengan nominal tertentu atau membuat kartu anggota. Hal lain yang menjadi kekurangan dari strategi ini adalah batasan perolehan bonus bagi konsumen. 

Biasanya, nilai yang diterima membuat penyelenggaranya dalam hal ini merek menjadi kurang fleksibel. Misalnya saja konsumen mendapatkan keuntungan cashback berupa sejumlah poin yang hanya bisa ditukarkan produk tertentu.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related