Pernah dengar istilah lipstick effect? Bukan yang untuk di bibir, lho! Ini adalah fenomena menarik yang bisa menjadi peluang besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Yuk, kita bahas lebih dalam tentang bagaimana fenomena ini bisa membuka peluang bagi bisnis kecil!
Lipstick effect merujuk pada kecenderungan konsumen untuk tetap membeli barang-barang terjangkau meskipun sedang menghadapi kondisi ekonomi yang sulit.
Dalam situasi ini, meskipun daya beli menurun, ada produk-produk tertentu, seperti kosmetik, makanan, atau pengalaman menyenangkan yang justru mengalami peningkatan pembelian karena memberikan kesenangan atau kepuasan pribadi.
Menurut Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc & Marketeers, fenomena ini muncul sebagai cara orang menghibur diri di tengah tekanan ekonomi.
“Ini bisa dilihat sebagai bentuk pelarian dari stres kehidupan sehari-hari, di mana konsumen berusaha memberikan sedikit kebahagiaan pada diri mereka meski dilanda kondisi keuangan yang terbatas,” jelas Iwan dalam program Analisis “Marketing UMKM Manfaatkan Lipstick Effect” MarketeersTV.
BACA JUGA: Ilusi Optik Marketing, Cara Buat UKM Terlihat Besar
Meskipun arti fenomena ini mengarah ke konotasi negatif, lipstick effect justru membuka peluang besar untuk UKM.
Karena, konsumen yang mencari kesenangan kecil dengan harga terjangkau bisa menjadi pasar potensial bagi produk-produk UKM yang menawarkan kenyamanan dan kepuasan emosional.
Lalu, bagaimana caranya UKM memanfaatkan fenomena ini? Iwan memberikan beberapa langkah strategis. Pertama, pilihlah produk dengan harga terjangkau yang memberikan kepuasan emosional kepada konsumen.
“Produk tersebut harus mampu membuat konsumen merasa lebih baik, lebih bahagia, dan lebih nyaman,” tambah Iwan.
Langkah kedua adalah dengan memanfaatkan pendekatan komunikasi yang lebih emosional. Fokuskan pemasaran pada manfaat emosional produk, bukan sekadar harga. Misalnya, untuk produk skincare atau makeup, gunakan komunikasi seperti, “Manjakan dirimu dengan perawatan salon ini” atau “Tingkatkan rasa percaya dirimu dengan produk ini.”
“Dengan mengutamakan kebahagiaan atau kenyamanan, UKM bisa menarik perhatian konsumen yang mencari cara untuk meredakan stres dan tekanan hidup mereka,” tambah Iwan.
BACA JUGA: Hingga Akhir 2024, Total Nilai Ekspor UKM Binaan BCA Capai Rp 37 Miliar
Selain itu, konsep limited edition atau penawaran terbatas bisa menciptakan kesan eksklusif dan mendesak.
Produk yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas atau dalam waktu tertentu mendorong konsumen untuk segera membeli karena takut kehilangan kesempatan. Fenomena ini terbukti efektif, seperti pada peluncuran produk yang mendorong antrean panjang berkat daya tarik eksklusivitas dan keterbatasan waktu.
Media sosial juga menjadi alat promosi yang sangat powerful. UKM dapat memanfaatkan platform ini untuk menunjukkan momen kebahagiaan konsumen saat mereka menggunakan produk.
“Misalnya, dengan membuat konten unboxing atau testimoni pelanggan yang merasa puas setelah memakai produk. Dengan cara ini, konsumen merasa terhubung secara emosional dan ingin berbagi pengalaman mereka dengan teman-teman di media sosial,” ujarny.
Dengan memanfaatkan lipstick effect, UKM tak hanya bisa bertahan di tengah kesulitan ekonomi, tetapi juga berkembang dengan menawarkan produk yang memberikan kebahagiaan kecil, terjangkau, dan dapat dinikmati banyak orang.
Editor: Eric Iskandarsjah Z