Mengenal Retinopathy of Prematury, Kondisi yang Dialami Putri Ariani

marketeers article
Putri Ariani, kontestan AGT 2023 yang mengidap ROP (Foto: Instagram/arianinismaputri)

Putri Ariani kembali memukau panggung America’s Got Talent (AGT) 2023. Ia bahkan sukses mendulang standing ovation dari keempat juri setelah membawakan lagu milik U2 yang bertajuk I Still Haven’t Found What I’m Looking For.

Ini bukan kali pertama Putri membuat para juri terpana dengan penampilannya. Sebelumnya, pada Juni lalu, ia berhasil mendapat golden buzzer dari Simon Cowell, juri AGT yang terkenal dengan komentar pedasnya.

Di balik kesuksesan yang demikian, Putri pun tak luput dari kekurangan. Penyanyi berusia 17 tahun ini mengidap gangguan penglihatan yang disebut dengan istilah retinopathy of prematury (ROP).

Melansir National Eye Institute, ROP merupakan penyakit mata yang terjadi pada bayi prematur (lahir dengan usia kandungan kurang dari 31 minggu). Kondisi ini juga bisa menyerang bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 1,5 kilogram.

ROP terjadi karena adanya pembuluh darah abnormal di retina. Ketika bayi dilahirkan terlalu cepat atau prematur, retina matanya belum berkembang dengan sempurna, sehingga membuat penglihatannya terganggu. 

Gejala dan Tahapan ROP

ROP sendiri tidak serta merta menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Gejalanya bisa berbeda-beda, sesuai tingkat keparahan kondisi penyakit mata. 

Gangguan ini memang terbagi menjadi lima tahap, mulai dari yang ringan hingga parah. Stadium I merupakan tingkatan yang ringan, yang mana umumnya tidak mengganggu penglihatan. 

Pada tahap ini, ROP biasanya dapat membaik dengan sendirinya tanpa pengobatan seiring pertambahan usia. Stadium II juga masih tergolong ringan. 

Pada tahap ini, memang ditemukan cukup banyak pembuluh darah abnormal di sekitar retina. Namun, kondisi ini tidak memerlukan pengobatan karena akan membaik seiring pertambahan usia.

Adapun pada stadium III, retina mulai tertutup banyaknya pembuluh darah abnormal. Meski begitu, kondisi ini masih bisa disembuhkan tanpa pengobatan. 

Pengobatan baru diperlukan jika pertumbuhan pembuluh darah abnormal semakin banyak. Stadium IV merupakan kondisi yang cukup parah, yang mana retina mata bayi sudah terpisah dari bola mata. 

Bayi dengan ROP stadium IV harus segera mendapatkan penanganan agar terhindar dari kebutaan. Stadium V merupakan kondisi yang paling parah, yang mana retina mata sudah terlepas dari bola mata sepenuhnya. 

Kondisi ini harus segera diobati karena bisa menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan permanen. Pada kondisi yang parah, biasanya bayi dengan ROP baru mulai menunjukkan gejala yang kentara. 

Di antaranya, mata bayi bergetar atau melakukan gerakan tidak biasa, mata bayi tidak mengikuti objek, dan pupil bayi terlihat putih.

Pengobatan ROP

ROP dengan stadium parah bisa ditangani dengan berbagai metode pengobatan. Salah satunya terapi laser, yaitu prosedur yang bertujuan menghilangkan pembuluh darah abnormal di retina, sehingga retina akan tampak bening.

Terapi laser biasanya dibarengi dengan pemberian obat-obatan. Obat-obatan tersebut disuntikkan ke dalam bola mata bayi untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina.

Selain itu, bisa juga diobati dengan metode krioterapi. Pengobatan ini dilakukan dengan cara membekukan jaringan di sekitar retina untuk menghancurkan tepi retina guna menghentikan pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal.

Pada kasus ROP yang berat, pengobatan bisa dilakukan dengan scleral buckling. Ini dilakukan dengan menempatkan pita fleksibel yang terbuat dari silikon di sekitar lingkar mata untuk mendorong retina yang sudah robek agar menempel kembali ke dinding mata.

Demikianlah pembahasan mengenai ROP, gangguan penglihatan yang dialami Putri Ariani. Bila bayi Anda atau orang-orang di sekitar terlihat mengalami gejala yang demikian, segeralah periksakan ke dokter. Semoga bermanfaat!

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS