Mengintip Kesuksesan Kampanye Tahunan Spotify Wrapped

marketeers article
Setiap tahunnya, Spotify mengadakan kampanye Spotify Wrapped. | Foto: 123RF

Menjelang akhir tahun, ada satu kampanye yang dinantikan banyak pengguna Spotify. Apa lagi kalau bukan Spotify Wrapped? 

Program tersebut merupakan inisiatif marketing yang terbilang sangat besar dan memberikan dampak bagi pengguna dan platform streaming ini. Spotify Wrapped menjadi kampanye yang dinilai mampu meningkatkan brand awareness secara masif serta menumbuhkan basis pengguna. 

BACA JUGA: Tutup 11 Program Podcast, Spotify PHK 5% Pekerja Divisi Siniar

Platform streaming yang terkenal dengan ragam musik hingga podcast ini merangkum data selama 12 bulan terakhir untuk menemukan kebiasaan mendengar dari penggunanya. Hasil dari analisis ini akan muncul dengan output grafik menarik, biasanya seperti tampilan Instagram Story

Di sinilah pengguna bisa melihat lagu apa saja yang mereka ulang berkali-kali, berapa jam mereka menggunakan aplikasi ini untuk mendengarkan lagu, hingga siapa musisi favoritnya. Hal-hal ini sangat menarik dan ingin diketahui oleh pengguna. 

BACA JUGA: Spotify Luncurkan Tiga Judul Spotify Original Video Podcast Terbaru

Terlihat dari data yang dihimpun Spotify, pada tahun 2021, kampanye tersebut telah diunggah ke banyak platform media sosial dan setidaknya ada lebih dari 120 juta pengguna yang engage atau terlibat di dalamnya.

“Ada alasan mengapa kampanye ini menjadi prioritas bagi perusahaan. Kami tidak hanya melihat pertumbuhan pengguna dari hari ke hari. Tapi, kami juga melihat mereka yang kembali lagi ke platform ini,” kata Alex Bodman, Global VP of Creative Spotify dilansir dari Digiday.

Spotify Wrapped dimulai dengan data yang dikirimkan sebagai link via email pada tahun 2016. Format ini kemudian diubah oleh perusahaan pada tahun 2019. Serupa dengan format yang saat ini digunakan pengguna. 

Bergaya story ala media sosial dan mudah dibagikan ke media sosial. Misalnya saja, Instagram atau Twitter.

Spotify Wrapped bisa dibilang sukses menjadi relevan dan menyentuh penggunanya. Seperti yang diungkapkan oleh konsultan marketing musik digital Josiah Holloway pada inews UK.

“Orang-orang suka mengetahui berbagai hal tentang dirinya. Ada kesenangan tersendiri ketika mereka bisa melihat ke belakang atau mendapatkan recap tentang musik apa yang mereka dengarkan dan membagikannya melalui media sosial,” tuturnya.

Setiap tahunnya, kampanye ini hadir dengan tema berbeda. Misalnya, pada tahun 2021, Spotify merangkum kebiasaan pendengar dalam menikmati musik dalam warna aura audio mereka. 

Sementara itu, pada tahun 2022, perusahaan menyajikannya dalam kepribadian ketika mendengarkan musik. Tidak hanya bagi pendengar saja, para musisi juga bisa memanfaatkan kampanye ini untuk menjadi lebih dekat kepada penggemar. 

Terlebih lagi, tidak jarang penggemar menge-tag mereka dan menciptakan hubungan dengan artis favoritnya. Strategi marketing yang dilakukan oleh Spotify dengan Wrapped tentunya tidak dapat dilakukan tanpa investasi dalam beriklan. 

Menilik pengeluaran iklan perusahaan, tahun ini, mengutip dari laporan Pathmatics, platform streaming ini setidaknya menghabiskan sekitar US$ 70 juta, sedikit lebih tinggi dari pengeluaran pada tahun sebelumnya, yaitu US$ 66 juta. Kendati demikian, apa yang mereka dapatkan kembali dari kampanye Wrapped sangat berharga atau bahkan tidak dapat dimenangkan dengan uang. 

Sebut saja momentum viral yang mereka rayakan setiap tahun. Konsistensi Spotify dalam menghadirkan Wrapped setiap tahun dengan konsep atau tema yang berbeda patut diacungi jempol. Namun, masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus mereka selesaikan untuk menuju kata sempurna.

Sejumlah catatan masih harus diperhatikan. Contohnya, kemungkinan akun pengguna yang digunakan bersamaan dengan orang lain (satu akun berdua atau lebih) serta menit yang tidak terhitung ketika pengguna mendengarkan musik secara offline atau sudah diunduh terlebih dulu.

Terlepas dari sejumlah hal yang masih harus disempurnakan, Spotify telah membuktikan kemampuan menjaga konsistensi dan menciptakan engagement yang kuat lewat kampanye Wrapped setiap tahunnya. Kreativitas mereka dalam menyajikan program ini sukses menarik pengguna yang sudah pergi karena fear of missing out (FOMO).

Editor: Ranto Rajagukguk

Related