Mengintip Suasana Tradisional Indonesia di Kantor DANA

marketeers article

Banyak perusahaan startup menjadikan konsep modern sebagai ide desain kantor mereka. Namun, lain halnya dengan DANA. Perusahaan dompet digital ini menjadikan Indonesia sebagai inspirasi markas mereka. Tujuannya agar karyawan dan tamu yang datang bisa mengenal negeri ini dengan lebih dekat lagi.

Dengan menyesuaikan layanan mereka yaitu open platform, kantor DANA hadir dengan mengusung konsep open office. Semua karyawan DANA mendapatkan loker dan memilih untuk duduk serta bekerja di mana saja selama tempat kosong masih tersedia.

Terdiri dari dua lantai, kantor DANA yang terletak di lantai 17 dan 18 Capital Place, Jakarta Selatan ini menyajikan dua tema, yaitu indoor dan outdoor khas Indonesia. Untuk lantai 18 alias outdoor, DANA menggunakan nama gunung dan pasar di Indonesia sebagai nama. Tidak heran ketika kita berkunjung, nama-nama gunung dan pasar seperti Krakatau, Merapi, Wijaya, Beringharjo, Tanah Abang, dan Gedebage bisa kita temukan sebagai salah satu nama tempat di kantor mereka.

Sedangkan Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak hutan dan pulau menjadi konsep desain layout kantor DANA. Konsep terbuka ini berlaku bagi siapa saja, termasuk para pimpinan DANA. Vincent Iswara, CEO DANA, bahkan bekerja di spot mana pun yang ia inginkan, sama seperti karyawan lainnya.

“Di sini tidak ada ruang tertutup dan batasan antara posisi satu dengan lainnya. Semua saling menghormati dengan caranya sendiri. Di sini, kedudukan kita semua sama,” ujar Vincent.

Selain bentuk dan warna yang unik, DANA juga membuat suatu item yang ada menjadi multifungsi. Contohnya meja dan kaca yang menempel sebagai sekat ruangan atau menutupi pilar di sudut ruangan. Berbahan dasar kaca, item tersebut tidak hanya menambah kesan minimalis tetapi juga bisa digunakan untuk menulis. Ketika mengadakan pertemuan dan butuh melakukan penjelasan lewat tulisan, kaca ini kemudian beralih fungsi sebagai whiteboard.

Ketika mengadakan pertemuan dengan skala lebih besar, DANA punya tempat yang dinamakan “Sawah”. Didominasi warna hijau, spot ini dapat mengingatkan Anda dengan kekhasan sawah ala Indonesia di sejumlah daerah berbukit yang menggunakan sistem terasering atau sengkedan. Lantainya pun menunjukkan fase tumbuh padi dari hijau hingga menguning.

Untuk berpindah dari satu lantai ke lantai lainnya, terdapat tangga yang didesain layaknya stupa Candi Borobudur. Dan jika dilihat menyeluruh, bagian tangga ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat duduk. Tidak hanya menonjolkan sisi budaya Indonesia, DANA juga ingin menjadikan desain yang unik ini menjadi serba guna.

Jika lantai 18 bertemakan outdoor Indonesia, konsep indoor dihadirkan di lantai 17. DANA menjadikan suku etnis dan rumah adat di Indonesia sebagai inspirasi. Mulai dari Badui, suku di Banten hingga Bangsal Kencono dari Yogyakarta. Tidak hanya nama, spot yang ada juga menyerupai beberapa rumah adat, semisal rumah Honai dari Papu. Bagian atap dari rumah Honai ini pun terbuat dari daun kering asli, sehingga semakin serupa dengan aslinya.

Sedikit bergeser, kita akan merasakan nuansa dari suku yang berbeda. Mulai dari suku di barat hingga timur Indonesia. Semuanya bisa diketahui dengan pola-pola yang menghias dinding bahkan langit-langit ruangan.

DANA juga tidak lupa memberikan penjelasan nama daerah yang menginspirasi desain interior tersebut. Sehingga, mereka yang bekerja atau berkunjung dapat mengetahui asal dari pola atau rumah adat yang ada. Ide lainnya adalah mengedukasi talenta yang ada di DANA, terutama mereka yang datang dari generasi muda untuk lebih mengenali dan mencintai budaya Indonesia.

 

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related