Mengintip Sumber Revenue Tiga Raksasa Teknologi

marketeers article
Revenue. | Foto: 123RF

Perusahaan teknologi melakukan banyak gebrakan yang membuat mereka terus tumbuh bahkan mengantongi banyak keuntungan, tidak terkecuali di tengah situasi pandemi yang dihadapi seluruh dunia. Meski sejumlah perusahaan harus menghadapi krisis dalam beberapa waktu terakhir, banyak dari mereka masih mendapatkan revenue menakjubkan.

Sebut saja perusahaan seperti Google, Apple, hingga Amazon. Ketiganya masih menjadi perusahaan yang dapat dikatakan menguasai pasar lewat produk dan layanan mereka. Lalu, sebenarnya dari mana saja mereka mendapatkan revenue?

BACA JUGA: Globalisasi Adalah: Pemahaman dan Manfaat

Google

Pada kuartal II 2022, laporan pendapatan perusahaan menunjukkan Google berhasil mengantongi lebih dari US$ 69 miliar. Sekitar 72% revenue yang didapatkan perusahaan datang dari iklan pencarian. 

Hal ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Pasalnya, Google dan YouTube memang menjadi platform yang diperhitungkan, khususnya di pasar pencarian.

Revenue selanjutnya datang dari Google AdSense, biaya langganan YouTube, pembelian aplikasi, in-app purchase, produk konten digital di Google Play, serta hardware. Terakhir yang tidak bisa dilewatkan adalah Google Cloud. 

BACA JUGA: Passion, Kunci V2 Indonesia Kian Eksis di Dunia Teknologi

Semuanya berkontribusi dalam pendapatan perusahaan. Namun, iklan memang memegang peran besar pada revenue Google.

Pendapatan iklan Google diprediksi meningkat hingga 8,2% pada tahun 2023 hingga mencapai US$ 75,9 miliar dan diproyeksikan terus meningkat hingga US$ 81 miliar pada tahun 2024.

Apple

Apple adalah perusahaan teknologi global yang bergerak di bidang manufaktur, desain, dan penjualan perangkat seperti personal computer (PC), ponsel pintar, tablet, wearables, serta aksesori lainnya. Beberapa produk unggulan mereka, yaitu iPhone, lini Mac, iPad, Apple Watch, dan Apple TV. 

Perusahaan ini juga mengembangkan layanan cloud-nya yaitu iCloud serta streaming konten digital seperti Apple Music dan Apple TV+. Pada laporan tahun fiskal 2022 perusahaan September lalu, Apple mengumumkan laba bersih sebesar US$ 99,8 miliar dari revenue US$ 394,3 miliar. 

Baik laba bersih maupun revenue mereka meningkat masing-masing 5,4% dan 7,8% dibandingkan tahun fiskal sebelumnya. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan memperkenalkan berbagai layanan baru mereka. 

Namun, produk-produk tersebut nyatanya tak bisa menggeser iPhone sebagai sumber revenue terbesar perusahaan. Tahun lalu, iPhone membukukan penjualan bersih sebesar US$ 205,5 miliar, meningkat sebesar 52,1% dari total revenue perusahaan. 

Penjualan ponsel pintar tersebut meroket naik berkat model-model terbaru yang diluncurkan sepanjang tahun 2022. Sementara itu, kategori layanan Apple menduduki posisi kedua sebagai sumber revenue terbesar. 

Meskipun menyumbang kurang dari setengah pendapatan iPhone, mereka berhasil mengantongi US$ 78,1 miliar atau sebesar 19,8% dari total pendapatan. Revenue ini pun naik sebesar 14% secara year-on-year (yoy) berkat tumbuhnya periklanan, layanan cloud, dan App Store.

Amazon

Tentu tidak akan mengejutkan jika revenue terbesar Amazon berasal dari e-commerce. Berdasarkan data yang dihimpun Statista, mereka mengantongi laba bersih sekitar US$ 2,9 miliar terlepas dari nilai negatif yang tampak pada kuartal sebelumnya.

Hal itu diperkirakan diakibatkan biaya operasional yang cukup tinggi membuat perusahaan harus mengungkapkan kerugian pada kuartal II 2022. Selain bisnis ritel, perusahaan juga memiliki layanan cloud lewat Amazon Web Services (AWS). 

Lini bisnis mereka ini disebut sebagai salah satu aspek terkuat yang membawa keuntungan bagi perusahaan. Mereka juga memiliki bisnis periklanan digital. 

Perusahaan juga diketahui menjual produk seperti personal assistant Alexa serta konten seperti film dan acara TV melalui Amazon Prime Video Platform yang dapat dinikmati dengan berlangganan. Amazon Prime Video terus berkembang di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, dan Thailand. 

Mereka berusaha melokal untuk menarik minat sekitar 400.000 pelanggan. Di Tanah Air, mereka bersaing sengit dengan Netflix, Vidio, serta Disney Plus+.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related