Mengulang Kesuksesan Saat Krismon 98, Martha Tilaar Group Kembali Lakukan Production Switching

marketeers article
woman in a pink dress using antibacterial antiseptic gel in the summer park.

Di tengah kondisi industri kecantikan yang sangat menantang, Martha Tilaar Group menginisiasi berbagai program. Tujuannya, agar perusahaan berhasil survive di masa krisis di tengah pandemi sekaligus bertahan hingga pandemi berakhir.

Dalam gelaran Industry Roundtable Surviving The Covid-19 Preparing The Post, Selasa (19/05/2020), Samuel Pranata, Direktur PT Martina Berto, Tbk. memaparkan setidaknya perusahaanya melakukan enam strategi. Di antaranya reseller program, employee program, more active in Omni Channel, tutorial make up, herbal product, dan production switching.

“Mengadaptasi teori surviving, preparing, and actualizing dari Bapak Hermawan Kartajaya selaku Chairman MarkPlus Inc., kami terus berusaha agar bisnis tetap berjalan selama pandemi, hingga akhirnya tetap memiliki engagement yang baik dengan konsumen di masa setelah pandemi,” kata Samuel.

Dari keenam strategi tersebut, Samuel mengatakan bahwa perusahaannya sekali lagi melakukan production switching untuk menghadapi pandemi. Sebelumnya, strategi ini telah dilakukan pada masa krisis tahun 1998 dan Martha Tilaar Group mencatat kesuksesan luar biasa pada saat itu.

Pada tahun 1998, Martha Tilaar Group meluncurkan lipstik dua warna bernama Pusako Minang. Inovasi ini berhasil menarik minat konsumen dan mencatat jumlah penjualan produk kecantikan yang tergolong tinggi. Padahal, saat itu industri kecantikan bukan merupakan industri yang diunggulkan, mengingat ketika dalam masa krisis, konsumen cenderung mengalihkan pengeluaran mereka ke aras pemenuhan kebutuhan dasar.

Pada krisis yang sedang dialami sekarang, Samuel menjelaskan bahwa pengamatan mengenai kebutuhan konsumen menjadi fokus utama. Di masa pandemi ini, kesehatan dan kebersihan menjadi hal yang sangat diperhatikan. Oleh karena itu, perusahaan ini melakukan pergantian produksi dari produk kecantikan menjadi produk kesehatan, tepatnya hand sanitizer.

Production switching dilakukan dengan pertimbangan kebutuhan konsumen dan dampaknya apakah bisa berkepanjangan atau tidak. Tren hidup sehat yang berkembang selama masa pandemi tidak mungkin hilang ketika pandemi berakhir, justru, tren ini akan menjadi cara hidup baru yang dijalankan oleh masyarakat,” jelas Samuel.

Hasilnya, Martha Tilaar Group mengungkapkan adanya peningkatan permintaan hand sanitizer selama periode bulan Maret dan April 2020. Hal ini menunjukkan bahwa strategi production switching yang dilakukan Martha Tilaar Group sekali lagi berhasil.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related