Menilik Bisnis Segar Teh Milenial

marketeers article
Various Bubble Tea in a plastic cups with drink straws on blue background. Take away drinks concept.

Industri makanan dan minuman tampak makin kreatif dan inovatif. Selain ditandai dengan banyaknya pemain, baik besar maupun kecil, industri ini juga diwarnai dengan munculnya produk-produk baru. Salah satunya, produk minuman berbahan baku teh.

Minuman teh saat ini tidak hanya didominasi dengan teh original murni. Sekarang, minuman olahan teh memiliki banyak varian. Pengusahanya pun boleh dibilang kreatif dan inovatif dalam mengemas produk. Entah dicampur dengan bahan lain maupun dipadu dengan aneka topping yang sedang menjadi tren. Sebut saja milk tea, bubble tea, boba tea, thai tea, dan sebagainya. Tren ini pun tak hanya tren lokal, tapi global.

Bubble tea, misalnya, menurut GrabFood Report, cukup mendominasi layanan antarmakanan di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Malaysia. Di Filipina, pada periode Juni hingga Desember tahun lalu, pertumbuhan layanan antar minuman jenis ini sebesar 3.500%

Laporan Grab mengatakan, rata-rata orang Asia Tenggara minum empat cangkir per orang per bulan. Thailand menduduki perangkat pertama soal minum teh ini dengan konsumsi enam cangkir per bulan – melampaui rata-rata regional yang cuma dua cangkir per bulannya. Indonesia terhitung rata-rata mengonsumsi tiga cangkir per orang per bulan.

Grab mencatat layanan pengiriman ini sudah menjangkau 4.000 outlet penjual bubble tea dan melibatkan 1.500 merek yang tersebar di Asia Tenggara. Grab menyebut beberapa merchant yang dominan, seperti Chatime, Coco Fresh Tea & Juice, Macao Imperial Tea, Amazon Cafe, Gong Cha, dan Serenita.

Sebagai salah satu pemain di pasar Indonesia, Chatime cukup mewarnai minuman berbasis teh ini. Chatime merupakan jaringan kedai minuman teh susu mutiara atau bubble tea asal Taiwan yang kini sudah beredar di 26 negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, hak waralaba dibeli oleh perusahaan ritel Kawan Lama Group dalam payung PT Food Beverages Indonesia.

“Kami melihat tren industri minuman ini merupakan bagian dari perkembangan kuliner yang dinamis seiring dengan perkembangan teknologi serta gaya hidup masyarakat. Tren industri minuman tidak semata-mata merupakan sebuah komoditas, namun bagian dari gaya hidup yang tumbuh beriringan dengan selera dan kegemaran masyarakat,” ujar Feronia Wibowo, Direktur Chatime.

Feronia melihat, selama lima tahun belakang, konsumen disuguhi banyak sekali varian minuman dengan pilihan rasa dan penyajian yang beragam seperti milk tea dan bubble tea. Chatime hadir pertama kali di Indonesia pada tahun 2011. Awalnya Chatime dibuka di lokasi ritel ACE dan INFORMA. Chatime hadir untuk mendukung kenyamanan toko dengan menyediakan tempat minum bagi pelanggan yang berbelanja. Sekarang, gerai Chatime hadir di tempat-tempat strategis, entah di mal maupun kawasan kampus.

“Sekarang, Chatime menghadirkan konsep yang belum pernah ada di Indonesia, yakni freshly brewed tea drink dengan berbagai ragam topping. Penyajiannya pun customized alias pelanggan dapat menentukan sendiri takaran gula dan es,” katanya.

Chatime memang tak sendirian bermain di pasar renyah ini. Ada merek-merek besar, seperti KOI, Dum Dum, Mango King, ShareTea, dan sebagainya. Belum lagi dengan para pemain kecil yang membuka lapaknya di pinggir-pinggir jalan. Di tengah persaingan padat tersebut, Chatime menyadari pentingnya diferensiasi.

Diferensiasi tersebut menyangkut produk dan layanan. Soal produk, Feronia mengklaim Chatime mengusung daun teh pilihan, mesin brewing teranyar, kustomisasi minuman, serta

memiliki varian produk yang menjangkau semua kalangan usia, dari milk tea, kopi, premium tea, hingga healhty drink.

Dari sisi layanan, Chatime mengandalkan program loyalitas bernama SpecialTea Card dengan berbagai keuntungan. Saat ini, kartu promo ini sudah dimiliki oleh 1,2 juta anggota.

Hal yang kurang lebih sama juga dilakukan Sharetea. Merek asal Taiwan yang berdiri sejak tahun  1992 ini juga melakukan ekspansi ke berbagai negara, seperti Australia, Filipina, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Indonesia. Di Indonesia, Sharetea yang hadir tahun 2012 membuka gerai pertama di Plaza Semanggi, Jakarta di bawah master franchise PT Prime Restaurant Indonesia.

Apa yang unik dari Sharetea?  Bila biasanya gerai bubble tea hanya berupa stan kecil dengan dua baris antrean dan dikonsumsi secara on the go, Sharetea mencoba mengubah image itu. Di gerainya yang berlokasi di Central Park, Sharetea mengubah semua branding yang mereka miliki, mulai dari logo, bentuk cup, menu, hingga interior gerai. Kini, konsumen bisa duduk manis sembari menyeruput teh, layaknya berada di sebuah kafe. Hal ini sebenarnya juga dilakukan oleh pemain lain yang berinvestasi pada tempat.

“Kami memberikan sitting area yang lebih besar dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung, seperti musik dan layar LCD,” ujar Muhammad Rizki, Marketing & Promotions Manager Sharetea Indonesia.

Selain itu, Sharetea  juga mengklaim gerai premiumnya mengusung bahan baku yang lebih premium dan sehat. Sementara, barista yang bekerja pun tampil layaknya para barista kedai kopi dengan penampilan yang kekinian. Harapannya, konsep ini bisa membuat pelanggan merasakan perbedaaan yang kontras dari gerai lainnya.

Soal gerai, Chatime juga menekankan unsur pengalaman pelanggan ini. Ada empat konsep yang diusung Chatime di gerainya. Pertama, take away yang mana gerai ini menawarkan konsep ringkas untuk pelanggan yang ingin menikmati Chatime di jalan atau dibawa pulang. Kedua, dine in yang mana gerainya menyedikan beberapa kursi untuk pelanggan yang ingin menikmati minuman. Ketiga, konsep kafe. Chatime Cafe memiliki tempat lebih luas yang bisa dijadikan tempat kumpul bersama seperti halnya di kafe. Sampai saat ini, Chatime memiliki 288 gerai yang tersebar di 39 kota di Indonesia.

“Konsep terbaru kami adalah Chatime Atelier dengan konsep gerai yang lebih cozy yang menghadirkan minuman yang dibuat dengan mesin nitro sehingga memberi sensasi dingin dan rasa lebih segar. Di sini, kami suguhkan menu eksklusif, seperti earl grey milk tea, earl grey lavender tea, dengan topping earl grey jelly, creme brulee fresh milk, dan creme brulee milk tea,” kata Feronia.

Related