Menilik Perilaku Konsumen di Balik Penggunaan Layanan Paylater

marketeers article
Penggunaan layanan paylater tidak terlepas dari perilaku konsumsi dan belanja konsumen (Sumber Ilustrasi: 123rf.com)

Penggunaan layanan paylater sebagai metode pembayaran semakin meningkat. Berdasarkan data dari riset yang dirilis oleh Kredivo dan Katadata Insight Center, penggunaan paylater meningkat dari 28% menjadi 38% secara tahunan (year-on-year/yoy). Penggunaan paylater yang meningkat ini tentunya tidak akan terlepas dari perilaku konsumsi dan belanja konsumen.

Kebutuhan belanja konsumen semakin meningkat setiap harinya. Sayangnya, hal ini tidak diikuti dengan supply kredit yang saat ini aksesnya masih terbatas. Layanan paylater menjadi salah satu alternatif metode pembayaran yang dapat memenuhi ketimpangan tersebut. Kehadiran paylater pada transaksi online maupun offline menjadi sebuah solusi bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. 

Selain itu, perkembangan teknologi yang terjadi telah menggeser perilaku konsumen, terutama masyarakat Indonesia, menjadi lebih menginginkan sesuatu yang mudah dan serba instant. Hal ini juga berlaku pada pemilihan metode pembayaran untuk transaksi mereka sehari-hari. Dengan fitur-fitur yang ditawarkan oleh layanan paylater, masyarakat mendapatkan opsi metode pembayaran yang sesuai dengan keinginan mereka.

“Kalau dibandingkan, biasanya saat konsumen ingin apply kartu kredit itu prosesnya akan lebih lama. Paylater memberikan instant approval yang dapat diakses dengan cepat dan mudah. Untuk menggunakan paylater ini konsumen hanya perlu download aplikasi, mengisi form pendaftaran yang simpel hanya butuh data diri seperti KTP dan selfie,” ungkap Lily Suriani, General Manager Kredivo kepada Marketeers (21/7/2022).

Saat ini, layanan paylater semakin berkembang dan dapat digunakan di berbagai merchant, baik secara online maupun offline. Menariknya, terdapat perbedaan perilaku konsumen pada penggunaan paylater untuk bertransaksi secara online dan offline. 

Berdasarkan data transaksi internal Kredivo, pada transaksi offline, kebanyakan konsumen cenderung menjadikan paylater sebagai sebuah alternatif metode pembayaran ketika berbanja sebuah produk. Konsumen akan menggunakan paylater jika layanan tersebut tersedia di toko tempat mereka berbelanja. 

Sedangkan untuk transaksi online, konsumen cenderung memilih merchant-merchant yang memberikan opsi pembayaran menggunakan metode paylater untuk berbelanja. Hampir 90% pengguna paylater memutuskan untuk belanja di merchant-merchant yang terintegrasi dengan layanan paylater mereka gunakan.

“Jadi untuk transaksi online, kebanyakan pengguna akan melihat layanan paylater ini telah terdistribusi ke mana saja dan dapat digunakan di merchant atau untuk pembayaran apa saja. Perbedaan behavior ini sedikit berpengaruh pada traffic yang didatangkan layanan paylater kepada merchant online dan offline,” tutur Lily.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related