Menilik Tantangan dan Potensi Pertumbuhan E-Commerce di Indonesia

marketeers article
Nafira Meutia, Account Director di Kantar Worldpanel. (FOTO: Tokopedia)

E-commerce di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pandemi COVID-19 telah mempercepat perubahan pola belanja konsumen di Indonesia.

Seiring dengan pembatasan mobilitas yang terjadi selama pandemi, banyak konsumen yang beralih ke platform online untuk membeli berbagai produk, baik kebutuhan sehari-hari maupun barang-barang lain yang sebelumnya lebih sering dibeli di toko fisik. Perubahan ini tidak hanya bersifat sementara, tetapi telah menjadi kebiasaan yang semakin kuat di kalangan konsumen.

Nafira Meutia, Account Director di Kantar Worldpanel menjelaskan bahwa seiring dengan pertumbuhan frekuensi belanja online, konsumen juga semakin sering berbelanja dalam jumlah yang lebih besar. Mereka bahkan bersedia mengeluarkan uang 2,6 kali lebih banyak saat berbelanja online dibandingkan dengan pembelian di toko fisik.

“Tren ini memberikan peluang besar bagi bisnis untuk mendorong transaksi dengan nilai lebih tinggi melalui platform e-commerce, dan hal ini tentu membuka ruang untuk perkembangan sektor ini,” jelas Nafira dalam acara ShopTokopedia dan Tokopedia Summit 2024/2025 yang digelar di Jakarta pada Rabu (15/1/2025).

BACA JUGA: Usai Umumkan Setop E-commerce, Bukalapak Bakal Lakukan PHK

Berdasarkan hasil riset Kantar Worldpanel, beberapa kategori produk paling banyak dibeli melalui e-commerce adalah produk kecantikan dan perawatan pribadi.

Tidak hanya itu, produk perawatan rumah tangga juga semakin diminati oleh konsumen yang lebih memilih untuk membeli dalam jumlah besar atau melakukan pembelian secara bulk.

Hal ini terlihat dari hasil riset yang mencatatkan adanya pertumbuhan signifikan dalam pembelian konsumen rumah tangga melalui platform e-commerce, yang telah mencapai angka 33,4% pada 2024, dibandingkan dengan hanya 12% pada 2020.

“Produk sehari-hari seperti kecantikan, perawatan pribadi, dan perawatan tumah tangga memang sangat dominan di e-commerce Indonesia, dan ini semakin diperkuat dengan kebiasaan konsumen yang kini sering melakukan pembelian produk-produk tersebut secara online,” tambah Nafira.

Tantangan dan Solusi

Meski perkembangan e-commerce di Indonesia sangat pesat, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi untuk memastikan sektor ini terus berkembang. Salah satu tantangan terbesar adalah infrastruktur dan logistik.

Meskipun sebagian besar konsumen Indonesia kini sudah memiliki akses internet, distribusi barang yang cepat dan efisien masih menjadi hambatan, terutama di daerah-daerah yang lebih terpencil. Untuk itu, memperkuat sistem distribusi dan mempercepat pengiriman barang harus menjadi prioritas bagi perusahaan e-commerce.

BACA JUGA: Buat UKM Lebih Besar dengan Membangun Kehadiran Online

Selain itu, persaingan yang semakin ketat di pasar e-commerce menuntut para pelaku industri untuk lebih kreatif dalam menawarkan produk dan layanan yang bisa memenuhi ekspektasi konsumen.

“Pemanfaatan teknologi, seperti artificial intelligence (AI), dapat menjadi solusi untuk memahami preferensi konsumen dan memberikan pengalaman belanja yang lebih personal. Hal ini akan menjadi kunci bagi bisnis e-commerce dalam mempertahankan pelanggan setia sekaligus menarik konsumen baru,” ujarnya.

E-commerce di Indonesia menunjukkan prospek yang sangat cerah. Dengan penetrasi yang terus berkembang dan semakin banyaknya konsumen yang beralih ke belanja online, sektor ini menjadi salah satu pasar yang sangat menjanjikan.

Namun, untuk memastikan pertumbuhan ini berlanjut, penting bagi pelaku industri untuk terus berinovasi, memperkuat infrastruktur, dan memberikan pengalaman berbelanja yang memuaskan bagi konsumen.

“Potensi besar masih terbuka lebar untuk pasar e-commerce Indonesia, dan kita berada di jalur yang tepat untuk mengembangkan lebih jauh lagi,” tutupnya.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS