Menteri Bahlil Pastikan Hilirisasi Tambang Freeport Berjalan

marketeers article
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sumber gambar: Humas BKPM

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Bahlil Lahadalia mengklaim hilirisasi konsentrat tembaga yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) berjalan dengan optimal. Hal ini diketahui setelah dia melakukan kunjungan kerja ke Timika untuk memantau keberangkatan kapal pengangkut konsentrat di Kawasan Pelabuhan Amamapare (portsite).

Bahlil menuturkan, kapal Ajkwa sebagai kapal pengumpan membawa 8.600 ton konsentrat tembaga untuk dipindahkan ke kapal Naziha yang berada di laut dalam, sekitar 19 kilometer (km) dari dermaga. Kapal Naziha akan menampung 26.500 ton konsentrat tembaga untuk dibawa ke PT Smelting (PTS) di Gresik, Jawa Timur dan merupakan pengiriman konsentrat ke-32 ke PTS yang dilakukan sejak Januari 2022.

Dia berharap agar pengakutan ini juga dapat menciptakan efek ganda atau multiplier effects yang memberi manfaat bagi masyarakat, terutama yang berada di sekitar area operasi PTFI di Papua.

“Secara resmi, saya lepas keberangkatan kapal pengumpan Ajkwa. Semoga perjalanan kapal utama Naziha menuju Gresik dan seluruh pengapalan konsentrat berikutnya di tahun ini dapat berjalan dengan lancar,” ujar Bahlil melalui keterangannya, Selasa (16/8/2022).

Sementara itu, Tony Wenas, Presiden Direktur PTFI menyampaikan, bahwa saat ini perusahaan sedang menyelesaikan pembangunan smelter tembaga kedua yang berlokasi Java Integrated Port & Industrial Estate (JIIPE) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Smelter di JIIPE ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023 dan beroperasi pada Mei 2024.

PTFI menargetkan penyelesaian konstruksi smelter yang sudah mencapai 36,2% untuk periode sampai akhir Juli 2022 ini akan rampung pada akhir tahun 2023, yang kemudian dilanjutkan dengan pre-commissioning dan commissioning, lalu mulai beroperasi pada Mei 2024. Hingga kini, sebanyak 40% konsentrat tembaga PTFI dikirimkan ke PTS di Gresik, di mana PTS adalah smelter tembaga pertama di Indonesia yang dibangun oleh PTFI pada tahun 1996.

“Kami berkomitmen untuk mewujudkan rantai pasok yang berkelanjutan dan produksi yang aman. Ketika smelter baru kami beroperasi nanti, maka 100% produk konsentrat tembaga PTFI akan diproses di dalam negeri. Kami harap dapat memberikan multiplier effects yang bermakna bagi bangsa dan negara,” ungkap Tony.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related